Selasa, 05 Agustus 2014

Aku dan Kalian_Rizkyta Crew_

Pagi ini begitu hangat, sehangat kepalaku yang mulai dijejali kembali rumus masa lalu yang pernah hadir, dan harus kuhadirkan kembali demi masa depan yang lebih baik (iklan beettt). Baiklah, di hari Rabu yang selalu spesial, 6 Agustus 2014 ditemani segelas air putih dan sari roti cokelat, inspirasi menulis tiba-tiba muncul. Mungkin karena kemarin habis baca kata pengantar skripsinya Nana yang begitu sadis, sampe-sampe hampir air mata ini tumpah di depan publik. Tiba-tiba aku ingin membuat tulisan ini di detik-detik terakhir diriku di Makassar, meninggalkan kebersamaan kita di kost tercinta ini, meninggalkan malam-malam yang selalu ceria atau galau mengikuti alur hidup si empunya cerita. Galau karena skripsi, masa depan, dan tentu saja CINTA.

Di antara tumpukan buku mekanika, fismat, fisika zat padat merayap, dan embel-embel lain tentang Fisika, aku ingin menulis ini. Berjuta terima kasih untuk kalian yang ditakdirkan Tuhan untuk dekat denganku, manusia berbagai karakter unik, pelajaran tersendiri untukku, hidupku, dan masa depanku. Terima kasih sudah mau repot hadir di hari dan hatiku, sahabat sekaligus saudara buatku (edisi mewek). Buat tetangga terdekat, Jayen (Jayanti, si Sunda berdarah Batak), si misterius dan introvert di bulan-bulan awal aku mengenalnya. Si peri teknologi informasi dan komunikasi (anak Ilmu Komunikasi UNHAS kok), penolong pertama (selain Google) saat aku tersesat di lembah kegaptekan. Makasih Jayen, kau menyadarkanku bahwa dunia maya juga penting, apalagi di masa depan karierku kelak. Tapi jangan keseringan di sana yah, walau bagaimanapun dunia kita tetap disini, di tempat kita berpijak. Sehebat apapun kita di dunia maya, kita tetap gak ada apa-apanya tanpa aplikasi nyata di dunia nyata. Yah, karena manusia makhluk konkrit, bukan abstrak. In addition that, cepat-cepatlah kau selesaikan skripsimu, desain kebayanya aja sudah ada ;).

Lompat ke kamar no 1, Nana ajaib. Kombinasi manja, dewasa, galau, bijak, keras, dan beberapa sifat yang agak kontradiktif. Si motivator, penasehat, dan buku berjalan, my twin dalam proses dan pengalaman hidup. Meski beda usia 3 tahun, dia tetap bisa mengimbangiku. Semangat Nana, kita berjuang di tempat berbeda, tapi Alhamdulillah satu pulau. Biarlah cerita apapun tentang hidup tetap mengalir menjadi rangkaian kenangan, tetap berkreasi di sana, masa depan lebih keren menanti kita. Terima kasih juga karena darimu aku belajar banyak, mengenal Tuhan dan berbagai kejadian melalui pemahaman logika meski terbatas. Dan satu lagi, jangan pernah memanjakan perasaan, karena sekali dia mendapat ruang maka seperti gas dia akan menyebar dengan cepat, memenuhi segenap ruangan hati, bahkan bisa menembus tempat lain. Dan kau sudah tahu bahayanya. Kecuali, memang untuk seseorang yang dikirimkan Tuhan saat kau sudah siap.

Kakak Anni, bu dokter dan bu dosen. Nama ketiga yang amat sangat banyak membantuku. Kalo mereka berdua membantuku lebih ke hal abstrak, maka bu dokter membantuku di teknisnya. Mulai dari meminjam properti yang kubutuhkan, mengantar ke sana ke mari, sampai mentraktir ini itu. Terima kasih banyak kak, semoga tahun ini milikmu bersamanya, Allah melancarkan hingga jenjang selanjutnya. Aamiin. Terakhir, tetaplah berdiri menjadi Kakak Anni yang tangguh, meski banyak duri di luar sana, jika kau yakin itu yang terbaik maka pertahankanlah. Anggaplah mereka masih kurang memahami apa yang kita lakukan. Masih kurang dewasa untuk menyikapi, meski kita tetap harus terus belajar. Bagiku kau salah satu inspirasi dan kakak terbaik.

Dan, pada akhirnya kita harus berjuang di tempat berbeda, meski jarak dan waktu memisahkan kita untuk saat ini, tapi mereka jugalah yang pernah dan akan menjadi penyatu kita. Terima kasih atas semua kenangan indah itu, salah satu puzzle di episode hidupku. Maaf jika pernah terbersit kata tak pantas dan tingkah tak wajar dariku, itu karena aku menyayangi kalian. See you in the next part,,,

KARENA TAK ADA YANG KEBETULAN DAN SIA-SIA _Edisi Lanjut S2_


Rabu, 23 Juli 2014 (habis sholat magrib)
Hari deg-degan kesekian kalinya buatku. Bagaimana tidak, nasib S2 dan beasiswaku sedikit banyak ditentukan hari ini, pengumuman kelulusan Program Pascasarjana UGM. Tapi yah itu, mau tidak mau mesti dibuka. Bismillah saja. Akupun meraih handphone dan membuka situs web tempat pengumumanku. Engan tangan gemetar dan jantung yang nyaris copot, aku mengetikkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku di kolom yang sudah disediakan. Saking gemetarnya, CAPTHA yang aku ketikkan salah, huffftttt try again. Kecepatan jantung ini makin bertambah. Setengah menutup mata, aku mengintip layar handphone. Dan . . . Ya Allah, mungkin inilah jawaban atas sebagian besar pertanyaanku dari tahun lalu sampai hari ini. Mungkin ini yang dimaksud nasib, rejeki gak tertukar, jodoh pasti bertemu *eh. Mungkin ini garis takdir yang mesti kujalani 2 tahun ke depan, yah Alhamdulillah aku lulus. Tepat seperti perkiraan salah seorang temanku, Nana Listianah, tempat menumpahkan segala apa yang kurasakan.
Jadilah, universitas yang kusubmit di LPDP sebelumnya (ITB), harus diubah ke UGM. Tapi berhubung LPDP dan semua instansi libur sampai tanggal 3 Agustus, email perpindahan universitas yang akan kukirim ke LPDP ditunda dulu. Aku coba-coba buka website tentang UGM dan menemukan sebuah artikel yang mengatakan bahwa jurusanku, Fisika ada ujian matrikulasinya dan itu dilaksanakan sebelum masuk semester I. Jadwalnya pun gak ada di internet. Jadi, mesti siap-siap dari sekarang supaya gak ngulang, hehe. Mana ada 7 mata kuliah lagi, hhhmmmm anggap saja the next surprise, hehe...
Okelah, kita tinggalkan dululah sejenak tentang UGM, matrikulasi dan beasiswa LPDP. Kita mengarah ke hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari sini; ala-ala motivator cuuyyy. Saya rangkum dalam bentuk tanya-jawab saja yah, pertanyaan yang muncul dari hati dan pikiranku setahun lalu, okelah here we go...
-          Kenapa saya gak lulus ITB?
Karena insya Allah saya akan menjadi lebih baik dalam segala hal di UGM, buktinya Allah menunjukkan itu dengan predikat “lulus”, bukannya mau menjelek-jelekkan ITB, walau bagaimanapun aku pernah “mupeng” masuk ITB, tapi itu semata-mata dari personalku saja, tak ada maksud mengeneralkannya. Kan belum tentu sesuatu yang cocok bagi seseorang cocok juga bagi orang lain.
-          Apa sertifikat TOEFL dan TPA yang kuperjuangkan dari Kediri dan tes di ITB sia-sia?
Tentu saja tidak. Kedua sertifikat itulah yang kugunakan mendaftar di UGM. TOEFL malah memiliki peran di luar dugaanku, salah satu syarat administrasinya LPDP terpenuhi gara-gara “dia”, Alhamdulillah.
-          Kenapa lulus UGM nya baru sekarang bukan tahun lalu?
Haha, pertanyaan lumayan bodoh. Ya iyalah, karena daftar UGM nya juga baru tahun ini kan? Tambahan, karena Allah menakdirkan aku menikmati waktu satu tahun untuk mengkaji ilmu melalui pelajaran hidup yang diberikan. Ada banyak hal yang kudapat dalam masa setahun ini, mungkin abstrak, tak terlihat tapi bisa kurasakan. Insya Allah menuju arah yang lebih baik. Aamiin. Dan aku bersyukur untuk itu, pengalaman dan pelajaran itu bisa kudapatkan di usiaku yang relatif muda serta bisa membaginya baik dengan adik, seusia, maupun kakakku.
-          Kenapa mesti UGM?
Beberapa hari yang lalu, ada kabar gembira buatku dan mama. Mama yang awalnya khawatir mau ke mana aku pas sampai Jogja, mendapat jawaban indah dari Allah. Anak dari mantan kepala sekolahnya memiliki rumah di Jogja, dan beliau menawarkan aku untuk tinggal di sana. Alhamdulillah, dan ternyata beliau juga punya 2 anak yang kuliah di UGM, satu jurusan kedokteran (S1) dan satunya lagi jurusan Teknik Sipil (S2). Yang S2 bersamaan denganku masuk tahun ini.
Selain itu, sepertinya Allah ingin mengajarkanku menjadi wanita lembut nan ayu. Dari mereka aku tahu banyak budaya orang Jogja yang penuh sopan santun dan berbudaya. Aku juga lagi progress naik motor. Karena di Jogja, mobilitasnya susah jika mengandalkan kendaraan umum, makanya 2 hari ini motor adalah barang yang tiba-tiba akrab denganku.
-          Apa-apa pelajarannya?
Banyaklah, aku merasa lebih tenang dan lebih dekat kepada-Nya. Secara fisik, saya insya Allah dan Alhamdulillah ditakdirkan kuliah di UGM, ditakdirkan mendapat beasiswa LPDP, bukan yang lain. Dan saya yakin selalu ada kebaikan terhadap apapun yang ditakdirkan Allah. Melalui satu tahun itu juga, aku lebih dekat dengan orang-orang unik dan berbeda yang memberikan nuansa baru dalam hidupku.
Dan saya yakin akan ada kejutan lainnya siap menanti dan siap kujalani, insya Allah. Asalkan aku selalu berpikiran positif, berusaha, berdoa, sabar. Karena Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya.

PERCAYA


Bagaimana mungkin kita bisa menguatkan saat kita juga butuh dikuatkan
Bagaimana mungkin kita dituntut tersenyum saat mata tak sanggup menyembunyikan bulir
Bagaimana mungkin kita mampu menasehati ketika jiwa juga butuh dinasehati
Bagaimana mungkin kita dijadikan sandaran saat pundak lemah dan justru butuh topangan
Tapi ternyata jawabannya bisa
Yah, kita ternyata bisa menjadi me- saat keadaan menggiring kita mengalami di-
Kekuatan besar apa yang kita punya
Darimana asalnya
Siapa yang memberinya
Dialah sang pemberi hidup
Sang Maha Sempurna atas segalanya
Tempat segala penat dicurahkan
Tempat segala keluh dikesahkan
Tempat segala ketidakberdayaan ditumpahkan
Hanya satu yang kita butuhkan
Percaya
Percaya bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita
Takkan membiarkan kita sendiri
Takkan memberi ujian di luar batas kemampuan
Takkan menyia-nyiakan segala percaya kita
Percaya bahwa saat kita berbagi
Saat kita memberi, justru saat kita pun butuh diberi
Kasih sayang-Nya berkali lipat
Memberi kekuatan lebih besar
Kekuatan yang tak pernah kita duga sebelumnya
Kekuatan yang akan menjadikan kita dan orang lain lebih baik

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...