Selasa, 05 Agustus 2014

KARENA TAK ADA YANG KEBETULAN DAN SIA-SIA _Edisi Lanjut S2_


Rabu, 23 Juli 2014 (habis sholat magrib)
Hari deg-degan kesekian kalinya buatku. Bagaimana tidak, nasib S2 dan beasiswaku sedikit banyak ditentukan hari ini, pengumuman kelulusan Program Pascasarjana UGM. Tapi yah itu, mau tidak mau mesti dibuka. Bismillah saja. Akupun meraih handphone dan membuka situs web tempat pengumumanku. Engan tangan gemetar dan jantung yang nyaris copot, aku mengetikkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku di kolom yang sudah disediakan. Saking gemetarnya, CAPTHA yang aku ketikkan salah, huffftttt try again. Kecepatan jantung ini makin bertambah. Setengah menutup mata, aku mengintip layar handphone. Dan . . . Ya Allah, mungkin inilah jawaban atas sebagian besar pertanyaanku dari tahun lalu sampai hari ini. Mungkin ini yang dimaksud nasib, rejeki gak tertukar, jodoh pasti bertemu *eh. Mungkin ini garis takdir yang mesti kujalani 2 tahun ke depan, yah Alhamdulillah aku lulus. Tepat seperti perkiraan salah seorang temanku, Nana Listianah, tempat menumpahkan segala apa yang kurasakan.
Jadilah, universitas yang kusubmit di LPDP sebelumnya (ITB), harus diubah ke UGM. Tapi berhubung LPDP dan semua instansi libur sampai tanggal 3 Agustus, email perpindahan universitas yang akan kukirim ke LPDP ditunda dulu. Aku coba-coba buka website tentang UGM dan menemukan sebuah artikel yang mengatakan bahwa jurusanku, Fisika ada ujian matrikulasinya dan itu dilaksanakan sebelum masuk semester I. Jadwalnya pun gak ada di internet. Jadi, mesti siap-siap dari sekarang supaya gak ngulang, hehe. Mana ada 7 mata kuliah lagi, hhhmmmm anggap saja the next surprise, hehe...
Okelah, kita tinggalkan dululah sejenak tentang UGM, matrikulasi dan beasiswa LPDP. Kita mengarah ke hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari sini; ala-ala motivator cuuyyy. Saya rangkum dalam bentuk tanya-jawab saja yah, pertanyaan yang muncul dari hati dan pikiranku setahun lalu, okelah here we go...
-          Kenapa saya gak lulus ITB?
Karena insya Allah saya akan menjadi lebih baik dalam segala hal di UGM, buktinya Allah menunjukkan itu dengan predikat “lulus”, bukannya mau menjelek-jelekkan ITB, walau bagaimanapun aku pernah “mupeng” masuk ITB, tapi itu semata-mata dari personalku saja, tak ada maksud mengeneralkannya. Kan belum tentu sesuatu yang cocok bagi seseorang cocok juga bagi orang lain.
-          Apa sertifikat TOEFL dan TPA yang kuperjuangkan dari Kediri dan tes di ITB sia-sia?
Tentu saja tidak. Kedua sertifikat itulah yang kugunakan mendaftar di UGM. TOEFL malah memiliki peran di luar dugaanku, salah satu syarat administrasinya LPDP terpenuhi gara-gara “dia”, Alhamdulillah.
-          Kenapa lulus UGM nya baru sekarang bukan tahun lalu?
Haha, pertanyaan lumayan bodoh. Ya iyalah, karena daftar UGM nya juga baru tahun ini kan? Tambahan, karena Allah menakdirkan aku menikmati waktu satu tahun untuk mengkaji ilmu melalui pelajaran hidup yang diberikan. Ada banyak hal yang kudapat dalam masa setahun ini, mungkin abstrak, tak terlihat tapi bisa kurasakan. Insya Allah menuju arah yang lebih baik. Aamiin. Dan aku bersyukur untuk itu, pengalaman dan pelajaran itu bisa kudapatkan di usiaku yang relatif muda serta bisa membaginya baik dengan adik, seusia, maupun kakakku.
-          Kenapa mesti UGM?
Beberapa hari yang lalu, ada kabar gembira buatku dan mama. Mama yang awalnya khawatir mau ke mana aku pas sampai Jogja, mendapat jawaban indah dari Allah. Anak dari mantan kepala sekolahnya memiliki rumah di Jogja, dan beliau menawarkan aku untuk tinggal di sana. Alhamdulillah, dan ternyata beliau juga punya 2 anak yang kuliah di UGM, satu jurusan kedokteran (S1) dan satunya lagi jurusan Teknik Sipil (S2). Yang S2 bersamaan denganku masuk tahun ini.
Selain itu, sepertinya Allah ingin mengajarkanku menjadi wanita lembut nan ayu. Dari mereka aku tahu banyak budaya orang Jogja yang penuh sopan santun dan berbudaya. Aku juga lagi progress naik motor. Karena di Jogja, mobilitasnya susah jika mengandalkan kendaraan umum, makanya 2 hari ini motor adalah barang yang tiba-tiba akrab denganku.
-          Apa-apa pelajarannya?
Banyaklah, aku merasa lebih tenang dan lebih dekat kepada-Nya. Secara fisik, saya insya Allah dan Alhamdulillah ditakdirkan kuliah di UGM, ditakdirkan mendapat beasiswa LPDP, bukan yang lain. Dan saya yakin selalu ada kebaikan terhadap apapun yang ditakdirkan Allah. Melalui satu tahun itu juga, aku lebih dekat dengan orang-orang unik dan berbeda yang memberikan nuansa baru dalam hidupku.
Dan saya yakin akan ada kejutan lainnya siap menanti dan siap kujalani, insya Allah. Asalkan aku selalu berpikiran positif, berusaha, berdoa, sabar. Karena Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya.

1 komentar:

  1. Salam kenal mba, maaf saya baru buka lagi halaman ini.
    Apakah masalah perpindahannya sudah selesai mb?
    Kemarin Alhamdulillah perpindahannya lancar...

    BalasHapus

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...