Rabu, 23 Juli 2014 (habis sholat
magrib)
Hari
deg-degan kesekian kalinya buatku. Bagaimana tidak, nasib S2 dan beasiswaku
sedikit banyak ditentukan hari ini, pengumuman kelulusan Program Pascasarjana
UGM. Tapi yah itu, mau tidak mau mesti dibuka. Bismillah saja. Akupun meraih handphone dan membuka situs web tempat pengumumanku. Engan tangan
gemetar dan jantung yang nyaris copot, aku mengetikkan nomor pendaftaran dan
tanggal lahirku di kolom yang sudah disediakan. Saking gemetarnya, CAPTHA yang
aku ketikkan salah, huffftttt try again.
Kecepatan jantung ini makin bertambah. Setengah menutup mata, aku mengintip
layar handphone. Dan . . . Ya Allah,
mungkin inilah jawaban atas sebagian besar pertanyaanku dari tahun lalu sampai
hari ini. Mungkin ini yang dimaksud nasib, rejeki gak tertukar, jodoh pasti bertemu
*eh. Mungkin ini garis takdir yang mesti kujalani 2 tahun ke depan, yah
Alhamdulillah aku lulus. Tepat seperti perkiraan salah seorang temanku, Nana
Listianah, tempat menumpahkan segala apa yang kurasakan.
Jadilah,
universitas yang kusubmit di LPDP sebelumnya
(ITB), harus diubah ke UGM. Tapi berhubung LPDP dan semua instansi libur sampai
tanggal 3 Agustus, email perpindahan
universitas yang akan kukirim ke LPDP ditunda dulu. Aku coba-coba buka website
tentang UGM dan menemukan sebuah artikel yang mengatakan bahwa jurusanku,
Fisika ada ujian matrikulasinya dan itu dilaksanakan sebelum masuk semester I.
Jadwalnya pun gak ada di internet. Jadi, mesti siap-siap dari sekarang supaya
gak ngulang, hehe. Mana ada 7 mata kuliah lagi, hhhmmmm anggap saja the next surprise, hehe...
Okelah,
kita tinggalkan dululah sejenak tentang UGM, matrikulasi dan beasiswa LPDP.
Kita mengarah ke hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari sini; ala-ala
motivator cuuyyy. Saya rangkum dalam bentuk tanya-jawab saja yah, pertanyaan
yang muncul dari hati dan pikiranku setahun lalu, okelah here we go...
-
Kenapa saya gak lulus ITB?
Karena
insya Allah saya akan menjadi lebih baik dalam segala hal di UGM, buktinya
Allah menunjukkan itu dengan predikat “lulus”, bukannya mau menjelek-jelekkan
ITB, walau bagaimanapun aku pernah “mupeng” masuk ITB, tapi itu semata-mata
dari personalku saja, tak ada maksud mengeneralkannya.
Kan belum tentu sesuatu yang cocok bagi seseorang cocok juga bagi orang lain.
-
Apa sertifikat TOEFL dan TPA yang kuperjuangkan dari Kediri dan
tes di ITB sia-sia?
Tentu saja tidak. Kedua sertifikat itulah yang kugunakan mendaftar
di UGM. TOEFL malah memiliki peran di luar dugaanku, salah satu syarat
administrasinya LPDP terpenuhi gara-gara “dia”, Alhamdulillah.
-
Kenapa lulus UGM nya baru sekarang bukan tahun lalu?
Haha, pertanyaan lumayan bodoh. Ya iyalah, karena daftar UGM nya
juga baru tahun ini kan? Tambahan, karena Allah menakdirkan aku menikmati waktu
satu tahun untuk mengkaji ilmu melalui pelajaran hidup yang diberikan. Ada
banyak hal yang kudapat dalam masa setahun ini, mungkin abstrak, tak terlihat
tapi bisa kurasakan. Insya Allah menuju arah yang lebih baik. Aamiin. Dan aku
bersyukur untuk itu, pengalaman dan pelajaran itu bisa kudapatkan di usiaku
yang relatif muda serta bisa membaginya baik dengan adik, seusia, maupun
kakakku.
-
Kenapa mesti UGM?
Beberapa hari yang lalu, ada kabar gembira buatku dan mama. Mama
yang awalnya khawatir mau ke mana aku pas sampai Jogja, mendapat jawaban indah
dari Allah. Anak dari mantan kepala sekolahnya memiliki rumah di Jogja, dan
beliau menawarkan aku untuk tinggal di sana. Alhamdulillah, dan ternyata beliau
juga punya 2 anak yang kuliah di UGM, satu jurusan kedokteran (S1) dan satunya
lagi jurusan Teknik Sipil (S2). Yang S2 bersamaan denganku masuk tahun ini.
Selain itu, sepertinya Allah ingin mengajarkanku menjadi wanita
lembut nan ayu. Dari mereka aku tahu banyak budaya orang Jogja yang penuh sopan
santun dan berbudaya. Aku juga lagi progress
naik motor. Karena di Jogja, mobilitasnya susah jika mengandalkan kendaraan
umum, makanya 2 hari ini motor adalah barang yang tiba-tiba akrab denganku.
-
Apa-apa pelajarannya?
Banyaklah, aku merasa lebih tenang dan lebih dekat kepada-Nya.
Secara fisik, saya insya Allah dan Alhamdulillah ditakdirkan kuliah di UGM,
ditakdirkan mendapat beasiswa LPDP, bukan yang lain. Dan saya yakin selalu ada
kebaikan terhadap apapun yang ditakdirkan Allah. Melalui satu tahun itu juga,
aku lebih dekat dengan orang-orang unik dan berbeda yang memberikan nuansa baru
dalam hidupku.
Dan saya yakin akan
ada kejutan lainnya siap menanti dan siap kujalani, insya Allah. Asalkan aku
selalu berpikiran positif, berusaha, berdoa, sabar. Karena Allah sesuai dengan
persangkaan hamba-Nya.
Salam kenal mba, maaf saya baru buka lagi halaman ini.
BalasHapusApakah masalah perpindahannya sudah selesai mb?
Kemarin Alhamdulillah perpindahannya lancar...