Jumat, 27 Juni 2014

DARI SELEKSI HINGGA THE FIRST MEETING PK


Niat untuk mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu, tahun 2013. Tetapi, berbagai kendala baik dari hal internal sampai pengaruh eksternal sukses membuatku melupakan cita-cita besar itu. Dari kekurang-PD-an sampai tercekik sendiri melihat nilai TOEFL yang dibutuhkan dan syarat lainnya. Ditambah lagi belum dapat LoA dari universitas tujuan. Dengan terpaksa, mimpi itu dikubur. Memasuki tahun 2014, niat dan semangat untuk melanjutkan pendidikan semakin menggebu. Dan aku sadar, harus ada pendukung baik dari segi moril maupun materiil. Tidak mungkin merepotkan orang tua kembali dengan biaya pascasarjana yang lumayan tinggi. Itu sudah menjadi janjiku dari dulu. Artinya, aku harus mengusahakan sendiri biayanya, salah satu solusinya adalah mengurus beasiswa. Dan kembali, LPDP menjadi pilihan. Alhamdulillah nilai TOEFL sudah 513, tinggal memacu semangat diri untuk menulis esai dan rencana studi plus mencari orang yang tepat untuk memberi surat rekomendasi. Pilihanku adalah Bu Nurlaela Rauf, dosen sekaligus pembimbing skripsiku. Karena belum mendapat LoA dari universitas tujuanku yaitu Institut Teknologi Bandung, maka pengurusan administrasi beasiswa LPDP kulakukan bersamaan dengan pengurusan kelengkapan berkas pascasarjanaku.
            Dengan bekal berkas yang dibutuhkan dan semangat meraih kehidupan serta masa depan yang lebih baik, kuberanikan diri mendaftar online di situs LPDP. Merupakan suatu keberuntungan karena tanpa sepengetahuanku, hari itu merupakan H-2 pendaftaran untuk batch Maret. Artinya, hampir saja proses seleksi berkasku dialihkan ke batch selanjutnya. Selama menanti pengumuman hasil seleksi administrasi, aku menjadi stalker grup facebook “Beasiswa LPDP”. Sore tepat tanggal 10 April 2014, penantian itu berakhir. Bagai menemukan oase, aku melihat namaku terpampang jelas di urutan ke-4 dari bawah (menurut abjad) untuk Program Magister Dalam Negeri. Jadilah sore itu merupakan salah satu momen terindah dalam hidupku, menjadi calon awardee LPDP. Tinggal menunggu undangan resmi jadwal wawancara dan Leaderless Group Discussion (LGD) dari LPDP via email.
            Dua hari kemudian, aku kaget membaca jadwal seleksi wawancara dan LGD untuk daerah Makassar dan Surabaya yaitu tanggal 15-16 April, dan belum ada email apapun dari LPDP. Aku pun mengonfirmasinya di grup facebook dan ternyata banyak yang bernasib sama denganku. Salah satu dari calon awardee memberikan solusi untuk mengirimkan email ke LPDP. Alhamdulillah, kurang dari 24 jam undangan untuk menghadiri seleksi wawancara dan LGD pun tiba. Pada hari yang ditentukan, bertempat di Gedung Phinisi Universitas Negeri Makassar, aku memaksimalkan seluruh kemampuan yang kumiliki di meja interviewer dan meja bundar LGD. Keluasan pengetahuan akademik dan ujian mental merupakan hal yang ditekankan. Pertanyaan-pertanyaan interviewer kujawab dengan tenang, hingga interviewer ke-3 menanyakan sepak terjang organisasiku di kampus. Mulai dari proses hingga hasil pengkaderan mahasiswa baru. Meski agak keras, apa yang dinyatakannya kuakui benar adanya. Aku hanya tersenyum dan mengatakan bahwa segala sesuatu memiliki kekurangan dan masih butuh penyempurnaan. Di ruang LGD, saya dan 3 teman lainnya masing-masing diberi sebuah artikel dengan tema yang sama “Pro dan Kontra Kurikulum 2013”. Kami diberi kesempatan 10 menit untuk membaca dan menyimpulkan, 35 menit berikutnya digunakan untuk diskusi. Pengalaman tak kalah mengharukan pun kualami. Artikel tersebut ternyata bolak-balik dan aku baru menyadarinya di detik-detik terakhir. Alhasil, aku hanya membaca bagian belakang artikel. Dengan modal percaya diri, diskusi berlanjut. Aku pun berhak bernapas lega ketika kedua seleksi itu berhasil kulewati.
            Kurang lebih dua minggu kemudian, penetapan hasil seleksi wawancara dan LGD pun keluar. Dan takdir lulus pun berpihak kembali kepadaku. Artinya, tinggal satu tahap menuju awardee LPDP, Pelatihan Kepemimpinan (PK). Menurut hipotesis awalku, bagian ini akan sangat berkesan. Setelah dilakukan voting usulan tanggal dan bulan PK, namaku masuk ke dalam jajaran peserta PK angkatan 13 (PK13) yang akan diadakan di Wisma Hijau 15-21 Juni 2014. Dimulailah hari-hari sibuk menjelang PK (pra-PK). Kami dibagi dalam beberapa kelompok dan harus berkoordinasi melalui mailing list. Tugas I adalah pemilihan ketua angkatan pra-PK. Melalui musyawarah dan voting, dari 3 kandidat, terpilihlah Amry Fitra tapi belum disahkan oleh pihak LPDP. Sebelum Amry fix menjadi ketua, pihak LPDP memanggil perwakilan dari PK13 untuk menghadap ke kantor LPDP di Jakarta. Ada kekeliruan dalam tugas I kami. Karena Amry saat itu posisinya di Malang dan dikhawatirkan tidak dapat menghadap tepat waktu, maka teman yang berdomosili di Jakarta, Rendy Dalimunthe siap menggantikan Amry. Ternyata, ketua kami ini sangat bertanggung jawab, dia berangkat ke Jakarta saat itu juga dan mendapat apresiasi luar biasa dari Pak Kamil, PIC LPDP, yaitu dijemput di bandara.
            Setelah tugas I beres, menyusullah tugas-tugas berikutnya yang meskipun tidak terlalu susah, tapi deadline yang sempit membuat kami ketar-ketir. Bahkan, cobaan berikutnya adalah sebelum satu tugas selesai, tugas lainnya menyusul bak aliran air. Disinilah koordinasi dan kekompakan kelompok dibutuhkan. Kelompok awal dirombak dan terbentuklah 7 kelompok resmi dari LPDP dengan nama-nama pahlawan. Saya sendiri tergabung dalam kelompok 7, Halim Perdanakusuma. Kelompok yang kelak akan menjadi maskot PK 13, kelompok yang muda, berani, dan tangguh, kelompok ter-PD yang pernah ada. Dan saya bangga menjadi bagian mereka. Hari-hari baruku diisi oleh kumpulan tugas dan keceriaan mereka. Meski belum pernah bertemu, tapi kami merasa sudah saling mengenal sejak lama. Raga tak bertemu, tapi jiwa senantiasa terpaut. Setelah berkutat dengan tugas selama 2 minggu, hari yang dinantikan pun tiba, hari keberangkatan kami ke Wisma Hijau, hari yang merupakan start point kami menjadi calon pemimpin masa depan Indonesia.
            Pukul 17.32 di tanggal 14 Juni 2014, aku bersama 2 orang lainnya sampai di Bandara Soekarno-Hatta setelah menempuh perjalanan ±2 jam dari Makassar. Sempat bingung juga mau nginap di mana, meski ada beberapa pilihan. Tapi, jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Wisma Hijau hari Ahad pukul 08.00 menjadi pertimbangan. Akhirnya, kami memutuskan menuju hotel tempat menginap salah seorang peserta PK 13 juga. Sebelumnya kami sudah saling kenal saat wawancara di Makassar. Esoknya, kami dijemput oleh teman PK 13 menuju Wisma Hijau. Meski sempat nyasar, kami akhirnya sampai juga di TKP. Dan perkenalan pun dimulai. Aku langsung bergabung dengan teman kelompokku dan teman-teman yang lain. Aktivitas baru pun dimulai. Banyak kejadian lucu dan mengharukan di sana, semuanya akan terangkum di ceritaku selanjutnya.

2 komentar:

  1. halo, salam kenal.
    nama saya sari, saya alumni dari teknik unhas angkatan 2009.
    boleh tau nama fb ta apa ?
    ada bbrp hal yg ingin saya tanyakan mengenai lpdp, kebetulan tahun depan saya berencana mendaftar lpdp.
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf yah, saya baru liat lagi halaman ini. Salam kenal juga. Mungkin sudah terlambat, tapi tidak apa. Hehehe
      FB saya Wahyuna Nur

      Hapus

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...