Sabtu, 27 Juni 2020

Selamat Jalan Puang Aji

Sebelum ke tanah suci, beliau kupanggi Puang Emming
Tetangga sekaligus keluarga yang rumahnya persis di sebelah rumahku
Beliau sudah kuanggap ibu sendiri karena waktu kecil sering ikut ke mana beliau pergi
Sering nginap di rumahnya sampai usia SMA yang sudah mulai jarang

Sekitar dua bulan sebelum pandemi, beliau mengeluh sakit dada dan pinggang
Beliau punya riwayat paru-paru basah
Tapi entah kenapa beliau tidak memeriksakan diri ke dokter spesialis Paru
Malah mengantar suaminya ke dokter lain karena saat itu sang suami juga lagi ada masalah di kelenjar prostatnya dan sempat dirawat di rumah sakit umum daerah Makassar
Aku saat itu beberapa kali menjenguk, bahkan pernah sekali nginap di sana

Alhamdulillah suaminya dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah, meski tetap berobat jalan
Tidak berapa lama, penyakit Puang Aji semakin parah
Batuknya semakin sering dan agak kesusahan untuk berbicara
Akhirnya beliau pun ke dokter umum, belum ke spesialis hingga beberapa kali tak ada perubahan berarti
Beliau akhirnya mendengar saran kami untuk ke rumah sakit agar dirontgen
Hasilnya, ternyata ada tumor di paru-parunya

Meskipun sudah masuk ke pandemi, beliau tetap memberanikan diri ke Makassar  karena sesak dan batuk yang dialami sudah tidak tertahankan lagi
Dengan diantar oleh anaknya, mereka berdua ke tempat dokter interna, dokter langganannya bapakku
Beliau tidak ke dokter spesialis paru karena semakin merebaknya kasus Covid-19
Dokter ini meminta beliau diantar ke RS Stella Maris untuk menjalani CT Scan 4D
Lalu hasilnya dibawa kembali ke dokter itu

Sepulang dari sana, beliau mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter tersebut
Saat itu bulan puasa, dan beberapa item yang kumasak di rumah, kubawakan ke rumah beliau
Siapa tau mau dimakan
Karena beliau tipe orang yang agak susah makan

Sehari setelah idul fitri, beliau meminta untuk dibawa ke RS terdekat karena sudah tidak tahan dengan sesak napas yang dideritanya
Singkat cerita, beliau dirujuk ke RSUD dan seperti pasien lain, karena saat itu adalah pandemi Covid-19, maka beliau harus dites rapid dan swab

Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar dan beliau dinyatakan positif
Ya Allah, seluruh penduduk di desa kami gempar, media pemberitaan heboh, apalagi kami yang sering bertemu dan berdekatan dengan beliau
Sore harinya, petugas kesehatan dari kecamatan mendatangi rumah saya dan 3 rumah lainnya
Kami diinterview dan diminta untuk isolasi mandiri selama 14 hari
Sedangkan Puang Aji dibawa ke Makassar untuk dirawat di RS khusus Covid-19 dan keluarga intinya dibawa ke rumah singgah di kabupaten kami untuk diisolasi

Setelah diswab untuk kedua kalinya, Puang Aji dinyatakan negatif dan dibawa ke ruang perawatan
Keluarga intinya pun akhirnya dijemput oleh kepala desa kami dan dibawa pulang karena hasil swabnya juga negatif
Kabar gembira ini tidak bertahan lama ketika ada informasi bahwa keadaan kesehatan Puang Aji menurun drastis
Yah, itu karena penyakit tumor parunya yang semakin parah
Akhirnya keluarga intinya pun menuju ke Makassar untuk menemui beliau, itupun karena dokter yang memanggil
Kami yang ada di kampung harap-harap cemas menunggu kabar
Dan sehari setelahnya, tepat Hari Jumat saat Khutbah Jumat, Puang Aji menghembuskan napas terakhir
Insya Allah beliau meninggal dalam keadaan husnul khotimah

Ya Allah, beliau selalu mengatakan kepadaku agar suatu hari bersuamikan lelaki yang baik agama dan akhlaknya
Meskipun Puang Aji sudah tidak di sini, tapi semua kebaikan dan doa-doanya masih bersama kami
Dan kelak, jika Allah menakdirkan saya untuk menikah dengan lelaki terbaik menurut pilihan-Nya, Insya Allah saya akan membawanya untuk ziarah ke kuburan Puang Aji untuk memperkenalkannya
Aamiin...

Jumat, 05 Juni 2020

Tipe-tipe Siswa

Sambil menulis ini, sambil mengingat momen indah bersama mereka. Semoga tulisan ini bisa sedikit mengobati kerinduan dengan tingkah polah mereka.
Tulisan ini hanya sebagai pendapat subyektif saya ketika berhadapan dengan mereka. Dari keseharian mengajar dan mendidik mereka, interaksi di kelas dan di luar kelas bersama mereka.
Berbagai karakter dan tipe siswa akan memberikan warna tersendiri saat proses belajar mengajar, berikut beberapa di antaranya:

1. Si cerdas
Anak ini sepertinya sudah cerdas dari gen-gennya. Bagaimana tidak, dari ilmu hitungan sampai hapalan diembat semua. Ada sih satu dua ilmu yang masih lambat, tapi tetap saja nilainya di atas standar.

2. Si perfect
Tipe ini mengajarkan bahwa apapun yang kita lakukan, harus sesuai protokol atau standar yang berlaku. Dari segi tugas sekolah sampai penampilan luar. Jilbab ketiup AC dikit, cerminan dulu. Baju kena saos dikit, ke kamar mandi buat dicuci dulu. Buku gak boleh lecek, tugas gak boleh ada coretan, selalu minta maaf ke guru yang bersangkutan kalau tugasnya ada yang kurang sedikit.

3. Si ambisius
Pokoknya temannya bisa dapat nilai A, dia juga harus. Temannya sudah hapal 2 juz, dia harus lebih. Temannya tahu mengenai berita terkini, dia juga harus update. Temannya sudah kumpul tugas, dia gak boleh telat. Bahkan tidak segan menghubungi gurunya via medsos hanya untuk menanyakan masalah pelajaran

4. Si pendiam a.k.a si pemalu
Kalau ditanya sudah mengerti atau belum, diam. Yah kan gurunya bukan peramal bisa tau si doi sudah paham atau tidak. Pas ulangan, keringatannya pun diam2. Hehhehe. Tapi biasanya anak dengan tipe ini bertanyanya sama temennya yang cerdas, meskipun diam2 juga. Jangan sampai ada temannya yang tahu kalau dia bertanya. Ada juga satu dua yang bertanya ke gurunya saat bapak/bu gurunya lagi sendiri, malahan minta privat, karena katanya gak bisa paham kalau belajarnya di kelas.

5. Si sopan
Ini mah andalan. Meskipun kadang agak kurang di akademik, tapi sikap sopannya dapat menggantikan semuanya. Bahkan sering minta maaf setelah kelas selesai, minta maaf karena tadi tidak fokus, karena nilainya jelek, karena telat dikit kumpul tugas dan karena sesuatu yang sebenarnya dia gak bersalah. Di kelas, dia bisa jadi pembela gurunya ketika ada siswa yang berlaku kurang sopan. Dia tidak segan menegur, baik langsung maupun pake kode.

6. Si ringan tangan
Doi adalah siswa yang gak kuat melihat gurunya mengangkut barang bawaan yang banyak ketika mau masuk kelas. Dengan sigap dia akan menawarkan bantuan untuk membawakan barang tersebut, meskipun tangannya juga kadang kepenuhan barang.

7. Si pemimpin
Kalau yang satu ini, suaranya sangat didengarkan oleh teman sekelasnya, bahkan sama adek kelas juga. Kakak kelas biasanya menaruh respek kepadanya. Jika kelas lagi agak gaduh, dia akan menegur temannya dengan sopan. Seketika kelas langsung diam tanpa kata. Tipe ini sangat membantu guru untuk mendisiplinkan teman-temannya.

8. Si humoris
Dia menjadi angin sejuk ketika teman-temannya butuh hiburan di sela-sela jam pelajaran. Kadang, gurunya pun ikut tertawa dibuatnya. Tingkahnya ada saja, mulai dari "sok" menganalisa pelajaran, mengeluarkan kalimat yang tidak terpikirkan sebelumnya dan masih banyak tingkah lainnya.

Apapun sikap dan sifat mereka, toh mereka masih anak-anak yang sementara beranjak remaja. Masih butuh dibimbing dan dididik serta masih perlu penguatan karakter. Kadang, malah mereka yang menjadi guru bagi kami. Setiap laku dan sifat mereka unik. Gurunya harus lebih sabar dan pengertian. Semoga kelak, mereka menjadi pemimpin muslim dan muslimah yang Allah ridhoi.

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...