Sabtu,
2 Maret 2013. “Minggu ini siapa yang mau liburan?”
salah seorang teacherku yang di
LOGICO, Mr. Faiz bertanya di sela-sela pelajaran listening.
“Liburan kemana
Mister?” salah satu dari kami bertanya.
“Terserah kalian, nanti
saya yang mewadahi”.
“Memangnya pilihannya
ke mana saja Mister?”
“Bromo bisa, Gunung
Kelud oke, ada pantai yang di Malang juga; it’s
very exotic, tapi kalo musim hujan gini aku gak berani bawa kalian soalnya
untuk sampe di pantai itu mesti hiking dan
medannya agak ngeri kalo hujan. Tapi ada satu pantai yang di Blitar, namanya
Gondo Mayit, agak seram yah namanya, tapi keren banget, apalagi kalo kita
sekalian camping. Gimana?”
“Yang di Blitar aja
Mister, baru denger soalnya”
“Oke, yang mau pergi
siapa? Ntar dicatat dulu”.
Singkat cerita,
terpilihlah orang-orang beruntung yang akan berangkat ke pantai itu. Aku,
Fitri, Mbak Nova, Mr. Faiz, Bang Nafiq, Berto, dan Sukma (temanku, meski nda
satu tempat kursus). Ikut juga Adin dan 4 temannya, tapi mereka nda nginap.
Akhirnya, kami pun berangkat di hari
Sabtu, weekend ini.
Setelah melalui
perjalanan ± 2 jam, kami pun sampai. Dan benar saja, Mr. Faiz nda berlebihan, Saya
langsung jatuh cinta dengan keeksotikan pantai ini, apalagi tempatnya juga nda
rame, hanya ada 2 mobil selain kami. Hal pertama yang kami lakukan sudah dapat
ditebak, foto-foto, haha. Tapi nda lama soalnya adzan Magrib sudah
berkumandang. Kami pun shalat berjamaah, kecuali Mbak Nova dan Berto. Pantai
ini benar-benar sepi, awalnya sih seram juga apalagi namanya itu lo, yang konon
katanya berasal dari kuburan yang ada di salah satu batu karang yang ada di
sana. Tapi, karena teman-teman pada seru dengan berbagai games dan kegiatan masak bareng yang dipandu sama Bang Nafiq,
akhirnya kami bisa menikmati indahnya malam Minggu ini. Pokoknya malam itu kami
habiskan dengan bersenang-senang dan share
about anything, termasuk tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia yang
semuanya keren. Serasa kami sudah kenal bertahun-tahun, akrab banget. Nda
terasa, waktunya tidur dan bulu ini agak merinding setelah menyadari bahwa
hanya kami bertujuh yang masih bertahan di pantai ini. Yang paling mengagetkan,
kami akan tidur di pasir putih tanpa tenda, hanya beralaskan matras yang dibawa
sama Mr. Faiz. Tapi, kelak pengalaman pertamaku inilah yang nda bakalan
kulupakan seumur hidupku, benar-benar kembali ke alam.
Subuh pun menjelang
ketika kami bangun. Setelah sholat, kami kembali menyusuri pantai yang serasa
menjadi milik kami itu. Mencari karang, berenang, foto-foto (kegiatan wajib),
dan sarapan pagi dengan roti bakar ala Bang Nafiq. Nanti saya bagi yah galeri
foto-fotonya yang keren abis. Setelah puas, kami pun berkemas dan melanjutkan
perjalanan ke pantai seberang, yang dipisahkan sama bukit. Kami pun hiking sedikit untuk sampai ke pantai
itu. Dan ternyata, keadaannya sangat berbeda dengan tempat kami yang tadi. Di
pantai yang ini justru sangat rame, dilengkapi kamar mandi pula dan disinilah
kami membersihkan badan yang sudah berasa asin. Katanya Mr. Faiz memang yang di
sini sudah jadi tujuan wisata, makanya lengkap. Sedangkan tempat kami yang tadi
belum banyak yang tahu dan kami bersyukur untuk itu. Haha.
Setelah rapi, kami pun
menyantap makan siang kami yang menunya itu nasi jagung, sayur santan dan ikan asap
khas daerah sini. Semua menunya dipesan semalam. Tentang si nasi jagung, saya
sempat salah paham. Kirain maksudnya nasi jagung itu, nasi yang berasal dari
campuran beras dan jagung, kayak di daerahku. Ternyata, 100 % terdiri dari
jagung yang sebelumnya sudah digiling dan dimasak jadi nasi (pengganti beras).
Dan itu berasa aneh di mulutku. Mr. Faiz sih menyarankan buat beli nasi beras
saja, tapi saya bilang nda usah, apalagi temanku bilang ini makanannya nenek
moyang kita saat dijajah Belanda, hitung-hitung merasakan penderitaan mereka
dulu. Untunglah sayur sama ikannya lezat abis, so spicy. Seleraku banget.
Selesai menyantap
hidangan, kami pun ke mushola setempat buat sholat Dzuhur. Next, kami pulang
membawa kenangan manis petualangan yang tak mungkin terlupakan. Eh, satu lagi.
Sebenarnya kami mau mampir di makamnya Pak Soekarno, tapi karena hujan dan
sudah terlanjur ketiduran di mobil,
nda jadi deh. Kami cuma liat dari luar saja. Maybe, next time insya Allah.
 |
Nih nasi jagungnya |
 |
Gondo Mayit |
 |
Masak-masak |
 |
Hasil masakannya |
 |
Di subuh hari |
 |
Salah satu kekayaan pantai ini |
 |
Ini juga |
 |
Sunrise tuh |
 |
Ciiiiissssss |
 |
Take a picture |
 |
Renang yooo |
 |
Ombaknya serrruuu |
 |
Gaya dulu sebelum ke pantai sebelah |
 |
Di atas bukit |
 |
Nyeberang ke pantai sebelah |
 |
Ikan asap lauknya nasi jagung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar