Minggu, 31 Januari 2021

SHINING IN MY 31

Bismillahirrahmanirrahim...

Time flies so fast. Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk menginjak usia 31 tahun, cukup matang tapi tetap harus selalu belajar. Selamat untuk diriku sudah berjuang sejauh ini, kadang kata menyerah membayangi, yah manusiawilah. Tapi, ketika mengingat kembali perjuangan sebelumnya, ketika menginsafi nikmat Allah yang tidak terhitung, semangat itu bangkit lagi. Selamat Hari Ibu, Mama. Tiga puluh satu tahun yang lalu untuk pertama kalinya statusmu berubah, menjadi ibu yang selalu membanggakanku, semoga pun aku bisa membuatmu bangga. Dan yang terpenting, semoga anak-anakku kelak bangga memiliki ibu sepertiku. Selamat Hari Ayah, Bapak. Tiga puluh satu tahun yang lalu tanggung jawabmu bertambah. Terima kasih sudah menjadi bapak terbaik versimu. Semoga, kelak bapak dari anak-anakku mewarisi sifat setia dan tanggung jawabmu.

Setiap jejak semoga tidak hanya sekedar menjadi kenangan, tapi juga pembelajaran. Hidup hari ini akan menentukan bagaimana kelak hari depan. Tekanan demi tekanan semoga justru mendewasakan, bukan malah menjatuhkan. Sebelum menuntut orang lain mencintai diri, lebih baik mengenal dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Bersyukur, bersabar, ikhlas akan ketentuan-Nya, yang disertai oleh ikhtiar dan doa maksimal, Insya Allah akan menemui hajat yang diharapkan. Aamiin...

Aku tau akan banyak hal baru di depan sana yang akan menjadi pelajaran atau ujian berikutnya. Ya Allah, dengan keMahaKuasaan-Mu, Insya Allah aku siap. Dekatkan mereka yang mencintaiku dan aku cintai, pendukung di kala berjuang, pemantik semangat di kala lelah...

Selamat datang angka 31, kita berjuang bersama yah...

Selasa, 05 Januari 2021

AKU DAN RESOLUSIKU: ASSALAMUALAIKUM 2021!!!

Tak terasa, sudah ada di penghujung tahun 2020. Bagi sebagian orang, hal ini bisa terasa sangat cepat, ada pula yang merasa tahun 2020 berjalan sangat lambat. Beberapa dari mereka adalah yang merasakan dampak Covid-19, baik dari segi pekerjaan, kehilangan keluarga, momen berkumpul yang harus ditunda, hingga kebiasaan baru lainnya yang menuntut untuk adaptasi secepatnya. Segala aktivitas yang biasanya dilaksanakan secara offline, tiba-tiba harus diubah ke ranah online, mulai dari belajar, bekerja, silaturahim, rapat, wisuda, dll. Aktivitas yang biasanya melibatkan fisik pun sebagian besar pindah ke pikiran. Bagaimana seorang guru harus membuat media belajar daring yang menarik tapi tetap esensi bagi siswa-siswanya, seorang influencer harus putar haluan ke webinar untuk menggantikan seminar yang sudah direncanakan, pedagang yang dituntut untuk memasarkan jualannya secara online sehingga harus menguasai teknologi. Yah, itu hanya beberapa. Kreativitas dalam berkarya sangat diperlukan, dibantu oleh kemudahan teknologi yang sudah tersedia. Setiap orang belajar dengan cepat, segala sarana yang mendukung disediakan, baik dengan cara dibeli maupun disewa.

Secara fisik dan kasat mata, kita tidak banyak melakukan aktivitas. Kebanyakan work from home, learn from home, rebahan, banyakan di rumah, dll. Tapi percayalah, menguras energi dalam bentuk berpikir, mengatur emosi agar tetap di jalurnya, beradaptasi cepat dengan kebiasaan baru, sungguh lebih melelahkan. Dan kalian, aku dan kita semua hebat, Alhamdulillah bisa melewati tahun ini dengan baik-baik saja. Bukan hanya itu, sabar dan syukurnya tetap harus diperbaharui. Kita tidak tau apa yang akan terjadi di 2021 dan tahun-tahun berikutnya, tapi di 2020 kita sudah ditempa, Insya Allah lebih kuat, bukan malah menyerah dan menyalahkan keadaan. Ada beragam pelajaran yang bisa kita petik dari segala hal yang terjadi di tahun 2020. Dan sangan disayangkan jika pelajaran melalui peristiwa itu kita abaikan hanya karena tidak sesuai dengan keinginan dan rencana kita.

Btw, tentang resolusi. Kayaknya sebagian besar orang sibuk menyusun resolusinya masing-masing untuk menghadapi tahun 2021. Tetapi, ingat bahwa resolusi harus real, dan harus penuh kerja keras, upaya dan doa untuk meraihnya. Membuat resolusi di awal tahun, lalu rebahan setelahnya, tanpa ikhtiar dan tanpa doa adalah resolusi yang hanya akan berakhir menjadi resolusi kembali di tahun berikutnya, kalau masih hidup. Akhir-akhir ini saya menyadari bahwa target atau resolusi tidak terlalu cocok dengan saya. Bukannya saya hidup let it flow saja tanpa perencanaan yah. Saya lebih cocok menamakannya goals. Perbedaannya adalah target mengutamakan deadline, terikat dengan waktu. Sedangkan goals, lebih ke proses dan kesiapan. Saya nikmati prosesnya agar lebih siap menerima takdir terbaik-Nya. Beberapa bukti di masa lalu adalah lanjut S2, mendapat pekerjaan, umroh, memiliki tabungan sendiri, menghapal juz 30. Alhamdulillah satu per satu saya raih dengan rahmat dari Allah tentu saja, tapi sekali lagi tidak terikat waktu. Goals menjaga kita tetap berada di jalur, pada misi yang sementara kita lakukan untuk mencapainya. Tugas kita memantaskan diri, menunjukkan kepada Allah bahwa kita benar-benar siap untuk itu, kita benar-benar menginginkan hal itu jika memang Allah Maha Tahu bahwa hal tersebut baik untuk kita. Sekali lagi, ada usaha, doa dan tawakal di sana. Menurut saya, goals jauh dari kemungkinan stress karena target kita tidak tercapai.

Maka, untuk resolusi atau goals biarlah diri sendiri dan Allah yang tahu. Kita cukup memohon doa kepada orang-orang terdekat, semoga dengan perantara mereka goals kita lebih cepat tercapai. Selalu yakin bahwa Allah tidak pernah mendzolimi hamba-Nya. Ada waktu yang tepat untuk mewujudkan semuanya. Karena sayangnya Allah ke kita, maka Dia akan memberikan segala pinta dan doa kita ketika kesiapan sudah ada dalam diri, ketika sudah pantas untuk mendapat amanah baru.

Tetap sehat, senyum, berbaik sangka, sedekah, berbuat sebaik mungkin, meluruskan niat

Dan lakukan segalanya karena Allah, bukan seseorang atau sesuatu…

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...