Selasa, 12 April 2022

MENGHADAPI UJIAN (ATAU TEGURAN?) SATU PER SATU

Bismillahirrahmanirrahim...
Kemarin, seorang alumni SMP tempatku mengajar datang ke sekolah. Sebelumnya, kami memang sudah janjian. Dia sudah seringkali menghubungiku untuk konsultasi, padahal saya bukan sarjana psikologi, meski saya sangat menyukai ilmu tersebut. Mungkin ini adalah cara Allah untuk membuatku lebih semangat dalam mempelajarinya, meskipun dalam ranah non formal. Anak ini menceritakan betapa beratnya hidup yang dirasakan dia sekarang. Mulai dari masalah keluarga hingga berimbas ke masalah di sekolah. Tapi karena sudah berjanji, saya tidak bisa menceritakan detail masalahnya di sini.

Ada satu pertanyaan yang dia berikan ke saya hingga membuat terdiam dan berpikir juga. Katanya, apakah orang yang diuji menandakan bahwa dia jauh dari Allah? Saya pun mencoba menjawab jika Allah memberikan sesuatu dalam bentuk musibah ke kita, Allah pasti punya hikmah terbaiknya, bisa jadi ujian dan bisa saja teguran. Perbedaan keduanya terletak pada objeknya. Teguran berdampak menyadarkan si objek agar menyadari maksiatnya, bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Sedangkan ujian menjadi ajang naik kelas, Insya Allah. Mengenai apakah teguran atau ujian, hanya si empunya masalah dan Allah yang tahu.

Intinya, selama kita masih di dunia, maka suka dan duka yang datang, akan silih berganti. Tentunya Allah akan memberikan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Tentunya, pendewasaan diri akan tumbuh seiring dengan kejadian silih berganti yang kita alami. Asalkan, syukur dan sabar senantiasa mengiringi.

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...