Rabu, 23 April 2025

RAWAT INAP

Bismillahirrahmanirrahim

Di postingan sebelumnya, saya mencerikatan bagaimana Cawa muntaber dan asal mulanya lalu ke DSA dan diresepkan obat. Tapi ternyata di hari ke-5, tepatnya hari Senin 14 April, BABnya malah tidak ada perubahan, tetap diare. Yang berkurang frekuensinya bahkan hilang adalah muntahnya. Tapi di hari ke-5 setelah dari DSA itu, tiba-tiba dia muntah lagi. Ya Allah tak terbayangkan betapa lemasnya anak ini. Akhirnya setelah konsul via WA dengan DSA yang kemarin, ditelepon mertua juga diminta bawa ke UGD, dan meminta persetujuan ettanya (dia di kantor), akhirnya saya bawa ke UGD di RS yang sama dengan DSA yang menanganinya.

Saya tiba di UGD sekitar Pukul 16.30 dan langsung diperiksa oleh perawat dan dokter jaga yang bertugas saat itu. Singkatnya, dia harus rawat inap untuk diinfus agar cairan tubuh yang hilang bisa tergantikan plus memasukkan beberapa obat untuk memulihkan kondisinya. Akhirnya saya telepon mama dan mertua mengabarkan kondisi Cawa. Mereka akan ke Makassar untuk menemani, tapi satu dan lain hal, mertua tidak jadi datang.

Setelah menandatangani surat persetujuan, Cawa akhirnya diinfus dengan berbagai dramanya, eh cuma satu drama deng. Pas dia disuntik, Alhamdulillahnya langsung ketemu pembuluh venanya, jadi gak mesti ditusuk sana-sini. FYI, massa badannya sudah berkurang 1 kg semenjak kami datang ke DSA sebelumnya. Drama berikutnya adalah ketika dipindahkan ke kamar perawatan, dia gak nyaman dengan tangannya yang ada jarum infusnya. Jangankan anak kecil yah kalau ini, kita yang dewasa pun pasti gak nyaman. Jadilah sepanjang Maghrib itu dia rewel. Untungnya berjeda, jadi saya bisa shalat Maghrib dulu sebentar. Sekitar sejam kemudian, ettanya datang. Saya sampai lupa membawakan baju dan celana ganti buatnya. Hanya Allah yang Maha Tahu bagaimana hecticnya saya sebelum ke RS, jadi beberapa barang kelupaan dibawa.

Sekitar setengah 1 malam, Mama tiba dari Bone. Alhamdulillah. Tapi, malam itu tidak ada karpet karena saya gak sanggup bawa karena sendiri dan Mama lupa. Jadilah Ettanya Cawa tidur di lantai beralaskan sarung dari Mama. Saya dan Mama tidur di samping Cawa. Keesokan harinya, Mama dan Ettanya ke rumah ipar (istrinya adekku) di dekat RS untuk mengambil karpet. Itu sebenarnya karpet Mama yang dulu dibawa ke sana pas saya tinggal di rumah itu. Btw, ipar dan adikku di Bone, jadi rumah itu ditinggali oleh keluarganya ipar.

Di hari ke-2 kerewelan Cawa masih sama, apalagi jika ada perawat dan dokter yang datang visit. Bahkan cleaning service dan pengantar makanan yang datang pun, dia menangis. Mungkin trauma kali yah. Hari itu juga keluarga dari Karunrung datang menjenguk. Kondisi Cawa sudah lumayan membaik, bahkan Alhamdulillah nafsu makannya meningkat dan belum pernah BAB semenjak cairan dan obat masuk. Kalau kata dokternya, karena dia sudah tidak BAB di hari ke-2, itu artinya kondisinya sudah membaik, tetapi tetap harus tinggal sampai hari ke-4 karena obat anti infeksinya punya durasi tertentu.

Di hari ke-3, aku dibantu mama berinisiatif untuk menggunting baju yang digunakannya. Baju itu sudah 2 hari dia gunakan dan baunya sudah Subhanallah wkwkwkwk. Akhirnya kami ganti bajunya, tetapi lengannya gak kami masukkan satu, karena sangat sempit dimasukkan di jarinya yang berinfus. Alhamdulillah dia lumayan nyaman dengan kondisi itu. Rewelnya sudah jauh berkurang dan mulai diturunkan ke karpet. Dia bosan seharian di tempat tidur. Hari itu juga Cawa BAB untuk pertama kalinya setelah masuk RS dan sampelnya saya bawa ke lab untuk diperiksa (itu instruksi dari perawatnya). Alhamdulillah konsistensinya mulai padat, bukan air lagi.

Malam itu, ketika dokter visit dan melihat kondisi Cawa serta hasil labnya, beliau berkesimpulan bahwa jika jumlah BAB Cawa kurang atau sama dengan 3 kali sampai siang besok, maka dia boleh pulang ke rumah. Oo iya, hasil labnya menunjukkan ada bakteri di fesesnya. Tapi dokter sudah meresepkan anti biotik untuk itu. Oo iya, Cawa juga diperiksa sampel darahnya dan Alhamdulillah aman.

Keesokan harinya, dia tetap BAB seperti yang kemarin. Sekitar pukul 09.00, datanglah perawat ke kamar kami dan menginformasikan bahwa Cawa sudah boleh pulang, tetapi harus kontrol di hari Kamis depannya, 24 April. Setelah saya tanda tangan surat persetujuan dan diberikan anti biotik untuk diminum di rumah, maka pulanglah kami hari itu. Malamnya, Mama juga pulang ke Bone. Nah, karena saya tipe emak-emak yang traumaan, maka pas Cawa BAB di jam 4 Subuh, hebohlah saya. Ngasih bubur dan air putih biar cairan tubuhnya gak hilang, meskipun sebenarnya itu berlebihan hehe. Ettanya sampai bilang yah wajar anak ini BAB, yang gak wajar kalau frekuensinya sering, tidak usah panik katanya, biarkan Cawa istirahat dulu dengan baik. Iya sih, karena pas di rumah sakit kan tidurnya tidak senyenyak di rumah. Yang kayak begini yang buat ibu-ibu trauma. Anak sakit. 🥺

Sekedar informasi bagi siapapun yang membaca ini, jika anak diare, biasanya yang diberikan dokter itu prebiotik seperti L-Bio dan Zinc. Semuanya untuk kesehatan pencernaan serta menghentikan diare, tapi di kasus Cawa ternyata tidak ngaruh. Penyebabnya adalah bakteri yang ada di saluran cernanya. Oleh karena itu, dia harus diberikan anti biotik dan anti infeksi. Semuanya diperoleh di RS setelah mendapatkan hasil cek darah dan cek feses.

Sabtu, 12 April 2025

JURNAL 18 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim

Masya Allah, Tabarakallah akhirnya sampai di usia anakku yang ke-18 bulan dan bisa menulis kembali jurnalnya di sini. Btw, di usianya yang lewat 1 tahun kemarin, sepertinya sudah 3-4 kqli dia sakit. Entah demam flu batuk atau diare/muntaber. Dokter spesialis anak yang menanganinya pun mengatakan bahwa di usia tersebut memang sangat rentan terkena penyakit pencernaan karena biasanya apa-apa dimasukkan ke mulut, ingin mengeksplor lingkungan sekitar dengan lebih, ditambah nutrisi yang masuk ke dalan tubuhnya tidak mencukupi kegiatan tersebut.

Nah, hari ini dia muntaber yang kedua kalinya. Hari Kamis yang lalu, saya sudah bawa ke DSA dan diberikan obat anti mual, zinc, dan prebiotik lacto-B. Dari ciri-ciri muntabernya, dokter mengatakan bahwa penyebabnya adalah bakteri. Setelah hari ketiga, ternyata frekuensi BABnya semakin bertambah, syukurnya dia mau mengonsumsi air putih, oralit yang saya buat sendiri, nasi sedikit, dan sufornya. Oo iya, untuk sementara sufornya diganti dengan yang free laktosa. Tapi, sempat semalam sampai tadi pagi saya panik karena dia diare terus dan sangat lemas. Biasanya dia diare setelah konsumsi susunya, tapi mau menghentikannya sementara pun tidak bisa karena dia merengek minta susu. Akhirnya tetap diberikan dengan jumlah sedikit. Alhamdulillah untuk muntahnya sudah tidak hari ini, kecuali semalam pas minum zinc.

Pagi tadi, ettanya ke luar kompleks untuk mencarikan daun jambu sebagai pereda diare alami, sambil saya berikan oralit buatan sendiri dengan berbagai dramanya. Setelah minum oralit, saya berikan sari daun jambu untuk diminumnya, meski sempat menolak karena sepatnya. Alhamdulillah setelah minum sari daun jambu, dia lancar meminum oralitnya dan makan nasi dengan ikan sedikit.

Yang di atas hanya ringkasan yah. Hal yang sebenarnya terjadi adalah ada ibu-ibu yang hampir sepanjang malam dan pagi menangis karena melihat anaknya lemas akibat sakit. Biasanya dia sangat lincah dan suka bergerak. Selain itu, ada bapak-bapak yang juga tak kalah khawatirnya plus bingung, bagaimana cara menghentikan emaknya yang juga menangis. Begitulah suka duka menjadi orang tua baru. Semoga Cawa cepat pulih lagi keadaannya, kembali sehat dan ceria. Oo iya, sekarang saya full time mom untuk sementara, kqrena akhir Februari sudah resign dari Ar-Rahmah. Untuk alasannya, Insya Allah di postingan selanjutnya yah.

RAWAT INAP

Bismillahirrahmanirrahim Di postingan sebelumnya, saya mencerikatan bagaimana Cawa muntaber dan asal mulanya lalu ke DSA dan diresepkan obat...