Kamis, 28 Mei 2020

Karena Tak Semua Inginmu Bertemu dengan Ingin-Nya

Jika ada pilihan lain, tak ada satupun yang mau tinggal #dirumahaja selama berbulan-bulan
Tak ada yang mau melewatkan Ramadhan tanpa bertemu dan berbuka dengan sanak saudara
Tak ada yang mau merayakan idul fitri tanpa bermaafan dengan bersalaman
Jika memperturutkan ingin, tak ada yang mau keluarganya jadi penderita

Bahkan, kaum milenial rebahan pun sudah bosan tinggal di rumah
Para guru rindu dengan siswa-siswanya
Para siswa ingin berkumpul kembali dengan guru dan kawannya
Para petugas kesehatan rindu dengan keluarganya
Para pencari nafkah sudah harus kembali meniti asa

Ada ingin kita yang kadang tak sejalan dengan ingin-Nya
Tapi ingin-Nya selalu sejalan dengan kebutuhan kita
Jika kamu yakin orang tuamu mampu memberikan yang terbaik untukmu
Maka, apa susahnya meyakini bahwa Yang Maha Menciptakan orang tuamu akan melakukan hal yang sama
Fokus ke hikmah, bukan ke masalah

Selasa, 26 Mei 2020

PELITA

Apalah arti terangnya lampu, jika dia dinyalakan di terik siang
Apalah makna sebuah lilin, ketika rumah terang benderang oleh nyala lampu
Tapi, dalam beberapa kondisi setitik cahaya pun sangat bermakna
Cahaya lilin saat mati listrik
Cahaya lampu saat malam hari
Cahaya hijrah bagi hati yang telah lama terkurung maksiat

Jangan pernah merasa rendah
Kita sudah menjadi pemenang di awal kompetisi
Kita menang kala menundukkan kepala di sepertiga malam-Nya
Bisa jadi kita hanya cahaya kecil, tapi memberi arti besar bagi yang lain
Kita adalah pelita, bagi yang membutuhkannya
Ingat makna kita di awal penciptaan?
Yang dengannya membuat ragu penghuni langit?
Jangan iyakan keraguan itu
Buktikan, bahwa kita memang pantas disebut khalifah
Bismillah...

Rabu, 20 Mei 2020

My Update Skin Care Routine Selama #DiRumahAja

Bismillah...
Halo semua, kali ini saya akan berbagi perawatan kulit muka apa saja yang saya pakai untuk mengatasi dan mencegah jerawat membandel selama di rumah saja.
Sebelumnya, saya ingin menginformasikan bahwa kulit muka saya tipe yang berminyak dan berjerawat, untungnya bukan jerawat bopeng. Alhamdulillah...
Tapi bersyukur sekali karena dengan dianugerahinya saya dengan jenis kulit muka seperti itu, saya jadi sadar untuk merawatnya dan menggali ilmu tentang skin care. Ini sekedar sharing yah, belum tentu cocok untuk setiap orang. Tapi semoga ini bisa jadi pertimbangan kalian sebelum memilih skin care.
Kalau saya pribadi, sebelum membeli, saya nonton dan baca review dari internet terlebih dahulu.

MORNING SKIN CARE
Step 1: Facial wash
Untuk pagi hari pas mandi, saya pakai facial wash dari Sariayu yang khusus untuk kulit berjerawat. Aromanya lembut dan muka tidak kesat setelah menggunakannya. Cuma menurutku, untuk jerawat besar, si FW ini agak lambat menanganinya.
Step 2: Toner
Sabun muka kan basa yah, pastinya membuat pH kulit jadi basa sehingga biasanya agak kering. Kalau dibiarkan,  otak akan memerintahkan kelenjar minyak untuk memproduksi minyak berlebih untuk melembabkan. Efeknya, yah berminyak dong. Oleh karenanya diperlukan toner yang bisa mengembalikan pH normal si kulit muka. Saya pakai toner varian lemon dari Sariayu. Sama dengan FWnya, toner ini sangat membantu mengontrol minyak, tapi kurang greng kalau sama jerawat gede.
Step 3: Moisturizer
Untuk menjaga kelembaban kulit, kita butuh moisturizer yah. Saya pakai produk dari Biokos 20s yang imut kemasannya. Produk ini jiga dikhususkan untuk kulit berminyak. Ada wanginya tapi menurutku masih bisa ditoleransi. Kerjanya lumayan bisa mengontrol minyak. Teksturnya gel  agak cair dan berwarna hijau transparan. Cukup sedikit sudah bisa mengcover seluruh muka dan leher. Setelah diaplikasikan ke muka, agak lengket sedikit jadi memerlukan waktu 2-3 menit untuk meresap sempurna.
Step 4: BB Cream
Kalau ditanya pakai sunscreen atau tidak, jawabanku tidak. Bukan tidak mau, tapi saya sudah mencoba 3 merk sunscreen yang berbeda dan hasilnya gak ada yang cocok. Jadi agak trauma gitu deh hehehe. Untungnya mukaku cocok dengan BB cream dari Wardah yang Lightening Beauty Balm Cream. Selain sebagai foundie, dia juga memiliki SPF 32 dan PA+++. Saya pakai yang light, satu tingkat lebih cerah dari kulit mukaku. Ini sudah tube kedua yang kupakai, tapi yang sebelumnya saya pakai yang natural dari Everyday Beauty Balm Cream. Nah kedua produk ini beda ternyata, saya baru tahu beberapa waktu yang lalu pas ada yang review. SPF yang lebih tinggi dimiliki varian Lightening, kalau Everyday SPFnya 30. Tapi untuk selanjutnya kalau sudah habis, Insya Allah saya mau membeli yang Everyday light karena menurutku lebih bisa mengontrol minyak di wajah. But, keduanya gak ada masalah berarti di wajahku.
Step 5: Bedak tabur
Sebagai finishing, saya pakai bedak tabur dan bukan compact karena dari beberapa review yang saya lihat, kulit berminyak lebih disarankan menggunakan bedak tabur. Saya pakai yang dari Wardah Acnederm. Pokoknya semuanya untuk jerawat dah hehe. Saya suka doi karena bedak dan sponsnya ada sekat, tapi di tengahnya ada lubang kecil-kecil untuk memudahkan bedak keluar dari tempatnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah mlebernya bedak yang keluar.

NIGHT SKIN CARE
Step 1: Cleanser
Kalau malam, mesti double cleansing karena sisa skincare tadi pagi yang bercampur dengan debu dan minyak. Saya pakai cleanser dari Viva Green Tea. Cukup diratakan ke wajah, pijat bentar lalu bersihkan menggunakan kapas. Wanginya enak, green tea sekali, segar pokoknya. Selain murah, dia juga bis amembersihkan wajah dengan maksimal.
Step 2: Facial wash
Nah untuk malam hari, saya pakai yang Acnes. Dia sangat bagus untuk mengempeskan jerawat yang besar. Kalau FW Sariayuku habis, sepertinya Acnes ini yang akan kupakai pagi hari juga. Kulit muka juga tidak kering setelah pemakaian. Cuma saya agak terganggu dengan wanginya, tapi kalau yang memang tidak bermasalah dengan wangi-wangian, amanlah.
Step 3: Toner
Sama dengan pagi hari, tapi kalau malam saya biasanya menggunakan kapas. Kalau pagi hari, cukup tuang ke tangan lalu di tap-tap ke wajah.
Step 4: Safi Age Defy Youth Elixier
Saya sebenarnya bingung mau nyebutnya apa, jadinya pakai merk saja. Mau disebut serum takut salah karena varia Age Defy sudah ada serum tersendirinya, mau disebut essence juga bukan. Produk ini memang keluaran terbaru dari Safi yang diklaim lebih mampu menyamarkan tanda-tanda penuaan plus mengurangi bruntusan atau jerawat kecil-kecil. Insya Allah bikin cerah juga.
Step 5: Krim mata
Fungsi dari krim mata adalah menyamarkan warna hitam dan mengurangi kerutan di sekitar mata. Untuk yang usia 20an ke atas sepertinya sudah harus menggunakannya. Kalau saya pakai Optimals Eye Cream dari Oriflame. Krim mata ini sudah lama sekali, tapi belum kadaluwarsa loh yah, hehehhe soalnya saya pakainya hanya saat malam saja. Teksturnya putih kental kayak krim biasa. Secara signifikan berpengaruh menjaga kelembaban di area mata plus mengurangi hitam di bawah mata, tapi pemakaiannya harus telaten karena hasil yang diperoleh gak instan. Butuh beberapa waktu untuk melihat fungsinya.
Step 6: Obat totol jerawat
Kalau ada jerawat yang aktif, saya tidak pakai obat totol asli, tapi menggunakan sleeping mask dari Viva. Saya totol seperti obat totol jerawat, Hehehe. Saya juga sudah pernah review manfaatnya. Karena takut muka becek akibat terlalu lembab, maka saya tidak menggunakan sleeping mask ini sebagaimana mestinya, cukup pakai yang Youth Elixir tadi. Yang saya rasakan sekarang adalah produk Safi itu lebih bekerja di muka saya dibanding sleeping mask dari Viva ini.
Step 7: Minyak zaitun
Kalau yang ini saya gunakan di alis dan di bibir agar bibir tetap lembab dan alis bisa lebat dikit hehehe...

Itu dia skin care yang saya gunakan sekarang. Selain itu, 3 hari sekali saya pakai scrub/exfoliating dan masker untuk mengangkat sel kulit mati dan mengempeskan jerawat

Yang atas exfoliating dari Safi Age Defy dan yang bawah masker dari Biokos. Biasanya saya pakainya malam

Oke sekian dulu yah. Jangan lupa tetap menerapkan hidup sehat biar cantik dari dalam juga, sama penyakit hati buang jauh-jauh. Hehehe

Selasa, 19 Mei 2020

Bersinar di Usia 30

Beberapa waktu yang lalu, aku menonton channel Youtube dari Mbak Analisa, itu loh psikolog lulusan terbaik UGM. Judulnya "Menganalisa Usia Galau Tujuan Hidup". Di situ, Mbak Ana mewawancarai Mbak Prita Ghozie yang merupakan CEO di ZAP Finance sebagai CFP profesional. Wah, aku exicted banget, melihat dua orang wanita hebat sedang berdiskusi. Dari dua latar belakang pendidikan yang berbeda, sesi ini diberi nama #SehatMentalSehatFinansial dan pembahasannya benar-benar di luar ekspektasi. Masya Allah sekali, ilmu yang dibagikan luar biasa.

Sekedar info, sebelum menonton ini, aku terlebih dahulu follow akun IG Mbak Prita biar lebih melek finansial. Aku menemukan akun beliau pun tanpa kesengajaan. Mungkin Allah mau menunjukkan bahwa sebelum menikah, ilmu tentang perencanaan keuangan itu sangat penting. Jangan sampai setelah menikah malah kembali ke 0, seperti yang dirasakan beberapa pasangan baru. Bisa jadi, hal itu terjadi karena mereka kurang mempersiapkan ilmu tersebut. Wallahu a'lam.

Kembali ke diskusinya Mbak Ana dan Mbak Prita, di bawah ini aku akan mengutip beberapa yang menurutku relate banget dengan diriku saat ini. Mbak Ana (A) dan Mbak Prita (P)

1. A: Di usia 25 th mbak lagi dalam keadaan apa?
P: aku saat itu sudah punya anak satu, belum pusing2 amat karena masih tinggal di rumah ortu
A: sama dong mbak, aku juga saat itu sudah ada 1 anak. Jadi mulai galaunya di usia berapa?
P: sama kita yah, hehhe tapi temen2 yg lain gak mesti kyk kita. Aku mulai galau di usia 28 th ketika ada kesadaran untuk tinggal di rumah sendiri. Saat itu aku gak sadar membandingkan penghasilan suamiku dengan keluarga lain sampai malahan pernah mengatakan kamu kerja di tengah laut gak apa2, yg penting uang kita cepat banyak. Dan aku gak sadar membandingkan hidupku dengan orang lain, makanya aku stress sendiri. Untungnya dia sabar dan selalu mengingatkan aku, hingga akhirnya di usia itu aku mendirikan ZAP Finance
A: wah, keren mb. Iya yah, yg jd permasalahan sebenarnya adalah ketika kita sudah membandingkan hidup kita dengan orang lain.
So, stop comparing your live with others. Tidak mungkin hidup kita berjalan di rel yang sama.

2. P: Eh iya tapi di usia 25 th gak harus sudah menikah dan punya anak yah. Kita punya jalan hidup masing2. Jangan sampai ada yang membandingkan.
A: iyap betul mb, mungkin di usia itu temen2 belum menikah, tapi sudah ada pencapaian lain. Apapun itu kuncinya bersyukur yah mb.
P: iya, mungkin saat itu kita belum dapat achievement A misalnya, tapi justru Allah memberikan achievement B. So, pandai2 bersyukur. Jadi checlist hidup yang kita buat adalah skala prioritas dan memastikan kita on track, bukan sebagai target
A: nah ini yang biasanya jadi stressor, ketika punya target dan belum tercapai di usia tertentu, akhirnya pencapaian2 lain lupa disyukuri

3. A: setelah P sukses di ZAP Finance kira2 usia 35 th, apakah ada lagi yang membuat mb stress?
P: nah ini yang harus diluruskan. Di usia berapapun dan dalam keadaan apapun masalah pasti muncul, namanya hidup yah tapi orang luar mungkin gak tau. Yang paling penting adalah pengelolaan problem. Usia 35 ketika secara finansial Alhamdulillah sudah settle, ujian selanjutnya adalah menyadarkan diri sendiri untuk lebih mengikat tali keintiman dengan anak. Tantangannya adalah bagaimana ketika mereka sudah mulai gede, mereka masih butuh ibunya. Jadi, kerja yah kerja, tapi gak membabi buta, jadi mereka tetap merasa kehadiran sosok ibu meskipun kita working mom. Katanya kan kita kerja buat mereka, untuk kebahagiaan mereka. Meski uang penting, kehadiran kita juga.
A: ini pelajaran buat aku pribadi juga bagaimana tetap menghadirkan diriku di tengah anak2 meskipun bergelar working mom

P: jadi buat kalian yang sekarang masih galau, aku juga pernah ada di posisi kalian. Terus berjuang, jangan lupa bersyukur atas segala pencapaian yang kalian sudah dapat. Karena sekeren apapun kita berencana, Allah jauh lebih tahu yang terbaik untuk kita. Kalau belum dikasih yang lagi diperjuangkan, pasti Allah kasih sesuatu dalam betuk lain, hanya kitanya yang terlalu fokus dengan keinginan kita.

*Nyesss di hati Mb Prita dan Mb Ana diskusinya.
Betul juga yah, kalau aku pribadi mungkin di usia 30 tahun ini belum dipertemukan dengan jodoh, tapi Allah memberikan berbagai nikmat lain yang orang lain belun tentu dapatkan.
Lanjut S1 dengan jurusan pilihan tanpa tekanan dari siapapun, rejeki Alhamdulillah selalu tercukupi, lanjut S2 di usia 24 tahun dengan full scholarship, dapat lingkungan kuliah dan kerja yang mendukung untuk hijrah ke arah yang lebih baik, di usia 29 tahun diberikan kesempatan untuk umroh, lalu lanjut Study Tour ke Malaysia Singapura tanpa biaya sedikitpun, memiliki adik dan ipar yang sangat perhatian terutama dalam keuangan. Tambahan lagi, sebelum menikah Allah memberikan kesempatan untuk belajar mengelola keuangan, mengelola emosi, stress dan memperkecil ekspektasi setelah menikah. Bukankah ini adalah bekal berharga sebelum melangkah ke jenjang pernikahan?
Beberapa nikmat di atas belum seberapa, termasuk nikmat sehat, kesempatan dan waktu luang yang Allah berikan di tengah pandemi ini.

Terima kasih Ya Allah, aku tahu rencanaku dan rencana-Mu akan bertemu di waktu yang tepat.. 

Senin, 18 Mei 2020

Pahlawan Masa Kini

Kalau ditanya tentang pahlawan jawaban kalian apa?
Mungkin ada yang mengatakan, yang berjuang di medan perang, yang berjuang di bangku sekolahan, yang berjuang mendapatkan jodohnya, hehehhe yang terakhir bisa jadi
Tapi relate dengan keadaan sekarang, kita harus paham bahwa ternyata ada bentuk lain dari pahlawan
Pasti semua merasakan dampak Covid-19 yang sekarang lagi trending
Di sini, ada beberapa bentuk kepahlawanan yang kita lihat
Ada yang berjuang menyembuhkan pasien, mereka tenaga kesehatan
Ada yang berjuang dari rumah tanpa bertemu sanak saudara, mereka yang patuh
Ada yang berjuang mengatasi masyarakat yang masih suka berkumpul tanpa alasan yang jelas, mereka petugas keamanan
Ada yang terpaksa harus keluar rumah untuk tetap memastikan dapur mengepul, mereka para ayah dan ibu yang menyayangi putra putrinya
Ada yang berjuang menahan rindu dengan menunggu, mungkin kamu salah satunya :)
Ada orang tua yang tiba-tiba harus merangkap menjadi guru
Dan masih banyak lagi bentuk perjuangannya

Yah kita harus akui, kepahlawanan di era sekarang memang berbeda bentuknya
Tapi tujuannya sama, menepis ego dan menyelamatkan kehidupan
Yuk berjuang sama-sama dalam bingkai yang mungkin berbeda
Yakin, Allah tidak akan membebani di luar kemampuan kita
Yakin, ada hikmah indah di balik semua ini

Agar bumi semakin bersih
Agar kita semakin peduli kesehatan dan sesama
Agar syukur semakin bersemi
Agar kita tahu artinya RINDU

Trip to Malaysia-Singapura (Edisi Malaysia)

Bismillah...
Nah sekarang lanjut tripnya ke Malaysia yah. Setelah sampai di hotel Kamis Malam, kamipun istirahat untuk kemudian lanjut ke Legoland keesokan harinya. Jumat pagi, kami mengemasi barang bawaan dan check out dari hotel. Legoland adalah taman tempat bermain yang dikelilingi oleh bangunan lego. Selain wahana permainan, tempat ini juga dilengkapi dengan miniatur beberapa negara di dunia, toko yang menjual berbagai lego, film 3D dll. Legoland ini luas sekali, tapi sayangnya kita tidak boleh keluar masuk. Jadi, makannya di dalam, meski yah memang harganya lebih mahal.
Selain menikmati wahana, ada juga miniatur beberapa negara di sini loh.
Aku pas tidak foto di sini, jadi ambil fotonya Ibu Inayah saja yah, heheheh. Beliau adalah guru SD di yayasan yang sama denganku, kalau aku SMP dan SMAnya. Nah di situ terlihat kan ada beberapa negara dalam bentuk kecil, di antaranya Malaysia tentu saja, Singapura dan India. Yang lainnya aku lupa. Sebenarnya kami mengelilingi legoland ini menggunakan kereta loh, tapi videonya tidak bisa terupload, jadi mohon maaf dalam bentuk foto saja yah.
Kami berada di sini sekitar 7 jam, terus terang bosan sih. Ada beberapa siswa yang menikmati belanja di toko legonya. Heran sih, mereka masih SD tapi sudah bisa belanja dan menentukan pilihan sendiri. Sedangkan anak SMP dan SMA ku, menikmati dunianya sendiri. Yah usia segitu memang lagi senang-senangnya bersama teman sebayanya.

Sekitar jam 5, kami keluar dari Legoland dan menunggu tour guide. Setelah bus datang, kami ke Hotel 5 Elemens untuk check in. Di sekitar hotel ini, berbagai makanan non halal terpampang nyata di beberapa tempat. Tapi Insya Allah makanan kami dijaga kehalalannya. Esoknya, rombongan melanjutkan perjalanan ke Istana Negara Malaysia, Menara Petronas dan belanja ole-ole lagi.

Sabtu tanggal 08 Februari 2020 perjalanan dilanjutkan ke Istana Negara Malaysia. Hanya di depannya sih, gak boleh masuk plus gak boleh foto pakai spanduk. Di tempat ini juga ada ajudan di depan gerbang yang menjaga bersama kudanya.
Setelah puas berfoto dan menikmati sekeliling istana negara, kami melanjutkan perjalanan ke Menara Kembar Petronas yang terkenal itu.
Foto ini diambil dari hasil peminjaman kamera orang hehehe. Kalau mau jujur, di sini hanya foto-foto saja sih. Kami sampai di sini pas matahari masih terik-teriknya, jadi gak mood juga lama-lama. Yang agak lama itu di Petrosains. Di sana kami disuguhi oleh berbagai pameran sains yang terdiri dari beberapa ruangan. Mulai dari zaman dinosaurus sampai zaman teknologi industri 4.0.
Di depan pintu masuk sudah disuguhi ikatan atom dan molekul, kimia banget
Setelahnya, ada berbagai ilmu dan aplikasinya yang mendukung kemajuan suatu negara
Ada miniatur gerhana bulan dan fase-fasenya ditinjau dari bumi
Berbagai dinosaurus dan lingkungannya
Kalau ini ilmu Biologi, biosfer
Yang ini membahas emas hitam, bukan ilmu hitam loh ya hehe

Ada videonya juga pas kita dibawa menjelajah ke dunia beberapa juta tahun yang lalu, dunia hari ini dan beberapa tahun ke depan

Setelah dari Petrosains dan Petronas, kami melanjutkan perjalanan untuk membeli ole-ole. Ternyata, beberapa dari kami belum puas dengan belanjaannya. Akhirnya, pas malam tiba, kami mencar lagi untuk belanja sesuai kebutuhan. Aku sih ikut rombongan yang belanja ke Pasar Seni atau Central Market, pusat ole-ole khas Malaysia yang murce banget. Sedangkan beberapa lainnya ke KLCC (tempat si Petrosains tadi), termasuk siswa laki-laki SMP dan SMAku. Nekat, mereka membujuk terus biar diizinkan, katanya nanti naik grab.

Oo iya di Pasar Seni, aku sempat kalap hehehe. Barang-barangnya bagus dan murah, jadi ringgit yang masih tersisa dihabiskan di sini, apalagi ini malam terakhir. Oh, Malaysia sampai jumpa lagi, semoga lain kali bisa ketemu kakakku, Datuk Siti Nurhaliza hihi.
Malaysia from 9th floor. Penampakan dari hotel kami

Minggu, 10 Mei 2020

Trip to Malaysia-Singapura (Edisi Singapura)

Bismillahirrahmanirrahim
"Bu Una sy batalkan ke Malaysia Singapore. Bu Una bersedia pergi?" Tiba-tiba WA dari kepala sekolahku masuk ketika jam mengajar hari itu. Seketika WAprian itu membuatku galau, meskipun entah kenapa dari awal aku ada firasat bahwa akulah yang akan diutus sekolah untuk mendampingi siswa study tour ke Malaysia-Singapura. Kenapa galau? Padahal justru banyak yang mendambakan perjalanan ini. Secara pribadi, aku ada beberapa alasan untuk ini. Pertama, bulan November kemarin baru saja melaksanakan umroh, terus terang masih jetlag. Kedua, aku tipe orang yang harus mempersiapkan segalanya untuk suatu tujuan, nah kabar ini disampaikan kurang dari sepekan dari tanggal keberangkatan, 05 Februari 2020. Ketiga, aku harus mempersiapkan titipan materi dan tugas untuk siswaku kurang lebih 3 hari. Belum lagi, siswa SMA yang akan berangkat ternyata belum memiliki passport, masih sementara diproses.

Sehari sebelum hari-H keberangkatan, entah kenapa masih ada beberapa masalah yang belum kelar. Mulai dari pengumpulan passport hingga biaya pesawat yang tiba-tiba melambung. Otomatis, hal ini harus disiasati. Menjelang sore hari ketika sementara mengajar, diam-diam aku keluar kelas dan nangis di pojok perpus. Ya Allah, entah kenapa baper begini.

Singkat cerita, dengan segala keruwetannya, Alhamdulillah Allah memberikan kelancaran. Pesawat kami berangkat setelah dzuhur dan sampai di bandara KL petang hari. Rombongan menuju ke Johor Baru untuk check in hotel, yang sebelumnya mampir ke rest area terlebih dahulu untuk sholat dan makan malam. Alhamdulillah, akhirnya merasakan udara Malaysia. Hawa udaranya tak jauh beda dengan Indonesia, yang berbeda hanya logat Melayunya yang kental.

Sesampainya di hotel, kami istirahat sejenak, sholat Subuh lalu bersiap ke Singapura via bus. Setelah sarapan, rombongan pun berangkat. Masya Allah, sebentar lagi merasakan udara Singapura. Menurut keterangan tour guidenya, Singapura adalah salah satu negara terdisiplin. Hal tersebut terbukti ketika akan memasuki negara ini, beberapa dari kami ditahan sementara di imigrasi. Ada yang sidik jarinya tidak terbaca sampai ada pula yang tidak tau kenapa dibawa ke ruangan pemeriksaan hehehhe. Tapi salut sih, petugasnya sangat cepat dalam melayani, ramah dan sistem keamanannya pun ketat. Jadi, proses pemeriksaan kami berjalan cepat.

Kami melanjutkan perjalanan ke Singapura. Masya Allah, di sepanjang perjalanan hanya hijau dan bebas polusi yang kami rasakan. Menurut tour guidenya, pemerintah dan warga Singapura memiliki peraturan sekaligus kesadaran untuk mencanangkan penanaman pohon setiap tahun di Bulan November. Kendaraan beroda empat pun memiliki peraturan sendiri, harus diganti setelah maksimal 10 tahun penggunaan. Jam operasionalnya pun diatur sedemikian rupa. Eh satu lagi, harga plus pajaknya muahhhaaalll. Kombinasi kedua peraturan ini yang membuat tidak banyak mobil yang berseliweran di Singapura. Peraturan selanjutnya tentang rokok. Harga kedua termahal setelah mobil dan pajaknya adalah rokok, sehingga persentasenya menurun beberapa tahun belakangan. Jika ada yang ingin merokok, ada tenpat tersendiri yang disediakan. Merokok di tempat umum? Siap-siap didenda, hehehe. Karena wilayah Singapura sempit, maka rata-rata warganya tinggal di apartemen. Pembangunan tidak ke samping, tapi ke atas untuk meminimalisir penggunaan lahan. Para pemudanya juga diwajibkan untuk wamil (wajib militer). Maka, mereka menikah di usia sekitar 28 tahun ke atas. Kalau di Indonesia mah sudah dibully yah, heheheh. Singapura yang bersih dan seperti hutan kota betul-betul memberikan kemyamanan tersendiri. Tapi satu kekurangannya, di kamar mandi umum, harus pakai tisu, airnya minim.

Foto di depan Patung Marlion

Destinasi pertama kami adalah Marlion Park. Panas ternyata, heheheh. Untung pakai sunscreen. Ternyata keindahan foto selama ini yang dipamerkan di medsos, diperoleh dengan penuh perjuangan menaklukkan panas matahari yang serasa dekat sekali. Setelah kerempongan foto-foto dengan anak SMP dan SMA yang susah sekali dikumpulkan (maklum, mereka sudah besar, pasti pengen jalan sendiri), kami berjalan ke arah bus sambil mendengar penjelasan dari tour guidenya.  Marlion ternyata akronim dari marmaid dan lion, patung berbadan ikan dan berkepala singa. Nah, di sana pun ada semacam waduk. Ini bukan sembarang waduk, tapi digunakan airnya oleh warga Singapura ketika musim kemarau tiba. Dan saat musim hujan, air ditampung di tempat tersebut sehingga tidak terjadi banjir.
Waduk yang saya maksud

Setelah puas berfoto dan jalan di Marlion Park, kami pun kembali ke bus dan menuju ke Bugis Junction (BJ) untuk belanja ole-ole khas Singapura. Oo iya, BJ itu adalah tempat para perantau yang bersuku Bugis tinggal saat dahulu kala. Seperti kita ketahui, suku Bugis terkenal dengan pelautnya. Nah, hal tersebut cukup menggentarkan penjajah saat itu. Pelaut Bugis termasuk yang tidak gampang diajak negosiasi.
Di foto jelas terlihat kan tulisan Bugis Junctionnya

Jika ada yang tidak sempat menukarkan mata uang rupiah dengan dollar Singapura, tidak usah khawatir. Toko-toko di sini menerima mata uang dollar Singapura, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia. Yah meski nilai tukarnya pasti lebih tinggi.

Setelah puas berbelanja, kami menuju Pulau Sentosa. Nah sekedar informasi, Universal Studio Singapura yg terkenal dengan tulisan UNIVERSAL yang senantiasa bergerak itu berada di Pulau Sentosa. Selain berniat foto di depan tulisannya, kami juga akan menyaksikan pertunjukan Wings of Time. Pertunjukan ini adalah perpaduan antara drama di dunia nyata dan dunia maya 3D yang melibatkan kami sebagai penonton. Hehe, aku sendiri bingung menjelaskannya. Lihat saja video di bawah ini yah


Nah, keren kan. Pertunjukan dimulai sekitar Pukul 20.40 dengan harga 18 Dollar Singapura per tiket. Alhamdulillah dapat tempat duduk di tengah jadi kelihatan jelas. Sambil menikmati pertunjukan, kita juga bisa menyaksikan pemandangan Pulau Sentosa di sekitar lokasi, karena tempat pertunjukannya outdoor.

Sebelun masuk ke pertunjukan Wings of Time, kami menikmati suasana di depan Universal Studio (di depannya aja) sambil berfoto. Kan tidak sah yah kalau ke sini tanpa foto, meski gak masuk hehehhe.
Oo iya lupa, sebelum ke Pulau Sentosa, kami terlebih dahulu ke Garden by The Bay, semacam taman atau lebih tepatnya disebut hutan kota di Singapura. Berbagai jenis tanaman ada di sini, asri sekali meskipun Singapura juga adalah kota industri.
Ini baru penampakan sebagian kecilnya.

Setelah menyaksikan pertunjukan Wings of Time, kami pun menuju ke Johor Baru, tempat hotel kami. Seperti sebelumnya, kami ke imigrasi Singapura lagi untuk melapor sebelum meninggalkan kota kecil nan cantik ini. Amat sangat ketat memang, yang masuk dan keluar harus jelas.
Ok, sekian dulu untuk trip kali ini. To be continue ke Edisi Malaysia yah...

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...