“Wahai
Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri
orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”
Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S 33:59)
Betapa dijaga dan
dihormatinya kaum wanita dalam Islam, segala perintah yang diturunkan
semata-mata agar kita terlindungi dari fitnah dunia. Islam adalah agama
preventif, bukankah mencegah memang lebih baik daripada megobati? Di Al-Quran
jelas sekali bahwa jilbab itu wajib, bagi orang-orang mukmin. Sama dengan
sholat, puasa, haji, zakat. Tapi mengapa masih banyak yang mengabaikan bahkan
menganggapnya hanya hiasan? Hanya properti yang dikenakan jika sudah siap?
Padahal itu identitas kita, itu perintah eksplisit dari Rabb kita.
Senada dengan keadaan
tersebut, baru-baru ini kita dikejutkan dengan aturan jilbab untuk pegawai
BUMN. Bagaimana tidak, jilbab yang seharusnya menutup seluruh tubuh, justru
hanya dibolehkan sampai leher. Na’udzubillahi mindzalik. Bagi yang lebih
mementingkan dunia, maka peraturan ini tidak masalah, toh tetap pakai jilbab.
Tapi bagi saudara-saudara yang paham akan hakikat jilbab, maka aku yakin mereka
punya pilihan yang lebih baik. Bagaimana mungkin perintah Allah dipertaruhkan
dan dilanggar hanya untuk kepentingan dan nafsu duniawi segelintir orang? Yang
herannya mereka juga beragama Islam, di negara yang mayoritas muslim pula.
Benarlah kata seorang penceramah, di Indonesia Islam banyak secara struktural,
tapi secara fungsional, seolah-olah ajaran itu asing bagi pemeluknya sendiri.
Apa yang salah dengan
jilbab kami? Pernahkah jilbab kami mengganggu pekerjaan kami? Pernahkah jilbab
kami merugikan orang lain? Apa yang salah dengan salah satu bentuk ketaatan
kami pada Rabb yang menciptakan kami?
Ya Allah lindungi
kami yang bercita-cita membangkitkan kembali zaman keemasan Islam dan menjadi
bagian di dalamnya, beri kami kekuatan, sadarkan saudara sesama Muslim kami, tanpa
ukhuwah, kita tak ada apa-apanya, ukhuwah yang dibangun oleh akidah. Aku rindu
ya Allah di zaman Rasulullah, para khalifah, saat Islam dan Ilmu pengetahuan
seiring sejalan, saat hampir semua negara berkiblat ke Islam. Dan aku tahu itu
tak mudah, karena mengembalikannya berarti mengembalikan umat-Mu dekat dengan
Al-Qur’an dan As-sunnah. Dua wasiat keselamatan dari Rasul-Mu. Tapi dengan
kekuatan dari-Mu, tidak ada yang tidak mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar