Sabtu,
05 Januari 2013. Hari ini awal petualangan pencapaian
cita-citaku yang selanjutnya setelah bebas (lulus.red) kuliah di UNHAS bulan 12
kemarin. Sebelum lulus, saya memang sudah berencana akan lanjut S2, insya
Allah. Dan inilah langkah pertama, menaikkan nilai TOEFL, salah satu syarat
mutlak masuk universitas impian, ITB Bandung. Saya berangkat bersama seorang
teman yang kebetulan bersamaan lulus kuliahnya. Setelah pamitan dan urus ini
itu di bandara, tibalah saat keberangkatan itu. Keberangkatan yang akan
memisahkan jarak antara saya dan orang-orang yang amat sangat saya cintai,
entah berapa lama, widddiiihhhh lebay…
Singkat kata singkat
cerita, sampailah kami di Pare, kampung Inggris yang penuh pesona, tempatku
beberapa bulan akan belajar dan meningkatkan nilai TOEFL ku. One of the famous places in Indonesia,
little city for our big dreams. Kami sampai kira-kira pukul 9 WIB, dan
disambut ramah oleh ibu kost yang sebelumnya memang sudah ditelfon dan membooking salah satu kamar kostnya. Awalnya sih risih
juga sama keadaan sekitar, baik dari segi makanan, bahasa, maupun penyesuaian
sikap. Malahan, minggu pertama saya sakit-sakitan (kebiasaan burukku kalo
datang di tempat yang baru). Dua minggu pertama, kami ambil 3 program di tempat
berbeda, Speak Up I (Mr. Bob),
Pronounciation (The Eminence), dan Vocabulary (Webster). Kalo diliat secara
langsung, mungkin ada yang bilang gak ada hubungannya sama TOEFL, mestinya kan
ambil grammar. Tapi, memang kami sengaja, intinya mau pemanasan dulu, nanti
kaget lagi kalo langsung dihantam sama grammar yang gak main-main, hehehe. . .
Di kelas Speak Up I, kami belajar percaya diri, speak English meski masih terbata-bata dan campur sama bahasa
Indonesia. Sedangkan perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Inggris kami didapat
di kelas Vocabulary. Cara pengucapan
bahasa Inggris yang baik dan benar dalam aksen British and American English dipelajari di kelas Pronounciation. Asik belajarnya dan teachernya keren, very fun. Waktu pertemuannya juga intens tiap hari dari Senin sampe Jumat. Nda terasa sudah 2 minggu
berlalu, dan saatnya ambil program lain. Di sesi ini, saya sama teman sepakat
pisah program, saya ambil grammar di ELFAST yaitu Basic Program I dan Basic Program II, modal nekat saja mengambil
dua-duanya dalam satu periode secara bersamaan. Keduanya program bulanan (1
bulan) dan total ada 5 kali pertemuan sehari. Awalnya sempat ragu, bisa tidak
yah menjalaninya. Tapi demi mengefisiensi waktu, akhirnya BISMILLAH saja, insya
Allah bisa. Sedangkan temanku tetap melanjutkan kursusannya di ketiga tempat
itu.
Sebelum saya ceritakan
tentang program ini, ada baiknya saya juga menceritakan sisi lain tentang Pare,
Kediri. Karena selain ilmu bahasa Inggrisnya, yang membuat kita tertarik di
tempat ini adalah tujuan wisata, kuliner, dan warga sekitar. Tujuan wisata
nanti saya ceritakan di tulisan berikutnya (kebetulan cuma 2 tempat di luar
Pare yang sempat saya kunjungi). Tentang kuliner, ada banyak tempat yang bisa
menjadi pilihan, dan semuanya bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan
pribadi kami, sepeda hahaha. Yah, itulah salah satu hal menyenangkan di sini,
mau ke mana-mana gak perlu risau, soalnya ada sepeda yang siap menemani selalu.
Ada yang namanya ketan, di sini itu tempat wajibnya orang datang kalo ke Pare,
bahkan ada yang bilang belum ke Pare kalo belum mengunjungi ketan. Kenapa?
Karena di tempat ini kita disuguhi pemandangan sekaligus tempat makan
tradisional di tengah sawah, yang ditanami ketan. Sesuai namanya, makanannya
yah ketan, beras pulut kalo kata orang di kampungku. Pada prinsipnya,
penyajiannnya sama saja dengan di daerahku, yaitu ketan yang disajikan bersama
dengan parutan kelapa, tapi yang membuatnya berbeda adalah ada bahan campuran
lain, yaitu bubuk kedelai atau susu. Bisa pilih salah satunya atau dua-duanya.
Bagi lidah bugis sepertiku, awal mendengar makanan itu, pastilah agak eneg. Kok
bisa makanan gurih dicampur yang manis dengan semena-mena gitu, apalagi saya
nda suka susu, biasanya kan campuran tambahannya itu ikan teri. Tapi itulah
makanan khas daerah sini, yang wajib dicoba dan sayang untuk dilewatkan
(sebagai referensi saja). Sesuai dugaan sebelumnya, saya agak eneg setelah
makan, meski porsinya sedikit, itupun yang saya pesan bubuk kedelai, bagaimana
jadinya kalo susu, hehe. Akhirnya, saat ke sana lagi, saya cuma pesan ketan,
nda pake apa-apa (lidahku keras kepala sih, hahaha).
Selain ketan, ada
banyak tempat makanan di sini, rata-rata menyajikan masakan khas jawa timur,
nasi pecel. Ada wisata jamur, pak gendut, bu siti, bu tin, singgahan, wakapo,dll.
Kalo weekend juga kami sering
bersepeda ke alun-alun (taman kota), yang rata-rata terdapat di kota-kota di
Jawa. Di sana juga ada banyak kuliner. Dan uniknya, makanan di sana murah dan
enak, makanya habis dari sana , berat badan statistiknya ke arah atas, hehehe.
Selain alun-alun, ada tempat yang namanya Surowono, yang juga bisa dijangkau
dengan bersepeda. Di tempat itu ada kolam renangnya, goa, dan candi Surowono. Masyarakatnya
pun religius, jadi ibadah di sini, Alhamdulillah lancar. Masalah keramahan, nda
perlu dipertanyakan. Tutur kata dan kelembutan suaranya khas Jawa banget.
makanya, one packaging inilah yang
membuat Pare dirindukan selalu.
Kembali kea lam, eh
maksudnya ke program. Namanya juga grammar yah, banyakan mencatatnya. Jadi
selama sebulan, yang dikerjakan hanya ketemu grammar tiap hari. Agak
menyeramkan juga sih, sampai-sampai ada istilah yang berkembang di masyarakat
ELFAST, muntaber (mundur tanpa berita). Dan hasil kenekatanku mengkombinasikan
keduanya juga salah satu alasan yang bisa bikin mundur. Mestinya kan ambil BP1
dulu di bulan pertama, baru lanjut BP2, karena ini program kontinu. Kalo
istilahnya teacherku, sudah maju
mundur lagi, abis itu maju lagi, hahaha. Kayak film komedi dong yah, haha. Tapi
menurutku, meski grammar di mana-mana isinya sama sajjah, yang ini pelajarannya
asik kok, mungkin karena teachernya
yang cerdas membawakannya dan juga lingkungannya yang kondusif untuk belajar
kali yah. Ditambah lagi kalo ingat tujuan ke sini, kita nda bakalan berani
muntaber deh, hehe. Di akhir bulan, ada ujian untuk kedua program itu, 3 ujian
untuk BP1 dan 2 untuk BP2 untuk dapat sertifikat. Konon katanya, ujiannya susah
parah, haha. Iya, bahkan ada yang bilang hanya orang-orang tangguh yang dapat
sertifikat dari ELFAST. Faktanya, ada beberapa orang yang ujian puluhan kali
sampe lulus. Benar-benar manusia tangguh, , , Kalo aku sendiri, ujian di BP1
nya lulus, hanya saja nda sempat ambil sertifikat. Sedangkan di BP2, ujian
kedunya belum lulus-lulus. Semuanya dilakukan tidak hanya satu kali (kecuali
ujian I), tapi berkali-kali, haha. Andai masih di Pare, saya kan ujian terus
sampe lulus, tapi harus ke Bandung jadinya nda sempat urus sertifikat.
Setelah program di
ELFAST, selanjutnya mau ambil program TOEFL lagi. Maunya sih di ELFAST lagi,
tapi sayang dia buka cuma untuk satu periode tiap bulan dan bukan tanggal 25,
tapi yang tanggal 10 ( sekedar info, di Pare ada 2 periode tiap bulan, tanggal
10 dan 25). Berdasarkan saran dari FO nya yang di ELFAST, saya ambil TOEFL di
LOGICO, ownernya sama dengan ELFAST.
Programnya 2 mingguan, ada 5 kelas sehari, terdiri dari listening, structure, and reading. Karena sudah ada dasar grammar,
di structure nda terlalu susah, hanya
trik dalam mengerjakan soal dan ketelitian menerka itu soal jenis apa yang
harus dipelajari. Pelajarannya juga nda seuniversal di grammar sebelumnya,
mungkin cuma 30 % dari situlah yang diambil, tapi detailnya itu loh yang mesti
dibiasakan pengenalannya. Sedangkan untuk listening
yang saya memang lemah di bagian TOEFL yang ini, yah untung-untungan, haha.
Kalo readingnya, trik membaca soal
cepat dan menentukan gagasan utamanya yang diasah.
Di LOGICO ini, ada sisi
lainnya juga loh, yaitu tentang persahabatan. Iya, meski hanya bersama selama 2
minggu, teman-taman di sana harus kuakui lebih dekat dibanding dengan yang di
program sebelumnya. Di sini jugalah saya dan teman-teman liburan bersama. Ada
Fitri, Mbak Nova, Lupita (nama sebenarnya Nanun), Ii, Muthia, Yuni, Mbak Dina,
Eti, dll. Gak tau kenapa, tapi rasanya dekat banget sama mereka. Apalagi sam
Fitri, Lupita dan Mbak Nova. Untuk sesi liburannya, nanti diceritakan di next
story Edisi Bromo dan Edisi Pantai Gondo Mayit Blitar yang Menawan yah. . .
Sebagai bahan referensi aja nih, check this gallery
Candi Surowono |
![]() |
Salah satu sisi Pare |
![]() |
Alun-alun Pare |