Senin, 30 Desember 2019

Jejak Rasul di Tempat Bersejarah *masih edisi Madinah

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah update lagi, kemarin sempat vakum karena ada sepupu yang meninggal, dan tambahan info, salah seorang dari rombongan umrohku, bebarapa hari yang lalu juga meninggal. From the deepest of my heart, I'm sorry... 

Baiklah, kita lanjut yah. Di part ini, saya akan bagi dalam beberapa poin, mulai dari ziarah ke makam Rasulullah (Raudah) hingga Tour ke Bukit Uhud.

1. Ziarah ke Makam Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Raudah
Setelah Rasulullah sampai di Madinah, yang pertama kali beliau bangun adalah masjid, kala itu masih menggunakan pelepah kurma dan daunnya. Bersambung dengan masjid, terdapat rumah beliau yang ditinggali bersama Aisyah. Jangan membayangkan rumah yang dimaksud semewah rumah pemimpin kita sekarang yah teman. Rumah beliau amat sederhana, bahkan dalam satu riwayat dikatakan bahwa ketika beliau shalat malam, Aisyah harus menekuk kakinya agar Rasulullah bisa sujud. Ya Allah...

Untuk masuk ke Raudah, kami harus antre dengan rombongan lainnya. Peziarah selalu membludak karena di tempat ini diberikan jam khusus untuk berziarah, tidak bisa di sembarang waktu. Setelah kurang lebih 1 jam antre, kami pun memasuki Raudah, yang ditandai oleh karpet hijau (bagian lain di Masjid Nabawi berkarpet merah). Tak terasa air mata ini meleleh kembali, teringat perjuangan Rasulullah beserta para sahabat. Kamipun mencari tempat untuk shalat. Dan di tempat ini, jika sementara shalat dan ada yang lewat di depan kita, maklum saja. Hal itu sudah biasa akibat membludaknya pengunjung. Tapi saya suka dengan tulisan di pintu masuk Raudah seperti gambar di bawah. Keliatan kan tulisannya.
Yang agak bikin bangga di sini adalah, baik di Masjid Nabawi maupun penjual ole-ole, selalu menggunakan 3 bahasa, kadang 4 dan salah satunya Bahasa Indonesia, hihi.

Setelah puas berdoa memohon ampun dan menyatakan segala hajat, kamipun keluar karena rombongan berikutnya akan masuk.

2. Kebun Kurma dan Bukit Uhud
Hari ketiga kami di sini, rombongan dibawa tour ke Kebun Kurma dan Bukit Uhud. Nah sebelum pergi ke tempat tersebut, kami mampir sebentar ke Masjid Quba untuk melaksanakan shalat sunah. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah ketika hijrah ke Madinah. Saya tidak sempat foto karena saat itu lagi rame-ramenya, ada sih foto rombongan tapi bukan di hapeku. Hehe
Sama seperti bagunan lainnya, meskipun sudah direnovasi, Masjid Quba tetap saja menyisakan jejak tersendiri dalam sejarah kerasulan, beberapa fisik bangunan juga menunjukkan hal tersebut. Setelah shalat 2 rakaat, kami lanjutkan perjalanan menuju ke kebun kurma.

Awalnya, saya mengira kita akan mengunjungi sebuah kebun yang berisi pohon-pohon kurma berderet dan akan diperkenalkan yang mana pohon kurma khalas, lulu, ajwa dsb. Ternyata, yang dimaksud adalah toko yang menjual berbagai macam kurma beserta olahannya. Tetapi untuk mencapai toko ini, kita harus melewati kebun kurma di kiri kanan jalan. Nah video lengkapnya saya upload di bawah yah. Di toko ini, kami hanya icip-icip. Untuk yang mau membeli kurma, nanti bisa pesan ke ustadz pemandu kami.
Kami di sini tidak lama, hanya sekitar 15 menit. Rombongan melanjutkan perjalanan ke Bukit Uhud.

Di Bukit Uhud, kami juga dianjurkan tidak lama karena berharap Shalat Dzuhur di Masjid Nabawi. Turun dari bus, otak ini langsung mengingat kilas sejarah yang pernah terjadi di bukit ini. Ketika grup pemanah tidak mengindahkan instruksi Rasulullah agar tak turun dari posisinya di bukit sebelum Rasul menyuruh turun. Karena melihat pasukan lawan sudah kocar-kacir dan harta rampasan perang yang luar biasa menggoda, mereka pun turun dari bukit dan melupakan instruksi Rasulullah. Beberapa saat kemudian, keadaan berbalik. Pasukan kafir yang dipimpin oleh Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) menduduki tempat mereka di bukit dan menyerang dari atas. Akhirnya, pasukan muslim terdesak dan beberapa sahabat Rasul meninggal saat ini, salah satunya yaitu Thalhah yang melindungi Rasul serta paman Rasulullah yang bernama Hamzah. Bahkan, Hindun Bin Utbah yang memiliki dendam pribadi merobek dada dan memakan hati Hamzah. Saat itu, Hindun belum masuk Islam.

Sedikit informasi, Uhud berasal dari kata Ahad yang berarti satu. Beberapa pegunungan di wilayah itu sambung-menyambung, kecuali Jabal Uhud yang berada di depan dan terpisah sendiri.

Jabal Uhud yang di depan sendiri

Setelah puas berkeliling di sekitar bukit, plus mengunjungi masjid yang ada di dekatnya, kami pun kembali ke Masjid Nabawi. See you in the next trip "Edisi di Makkah Al Mukarramah"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...