Minggu, 12 Januari 2020

Pengalaman Unik Selama Umroh

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah bisa posting cerita lagi. Masih tentang pengalaman saat umroh. Kali ini, tidak ada hubungannya dengan ketentuan umroh yang kami jalani. Ini hanya beberapa pengalaman yang bisa jadi orang lain alami, bisa juga hanya saya sendiri yang mengalaminya. Harapan saya, semoga bisa menjadi pelajaran berharga untuk diambil ibrohnya:
1. Saat di Madinah, sempat kesal sama seorang bapak-bapak yang dengan seenaknya menerobos antrian saat akan mengambil makanan. Mukaku sudah kutekuk sedemikian rupa, dia gak peka. Malahan jidatku terantuk kaca. Temanku bertanya, kenapa kesal. Saya jawab dengan emosi mengenai bapak-bapak yang di depanku itu. Saya terantuk kaca lagi. Ya Allah, mungkin ini teguran dari-Mu agar tak merusak ibadahku dengan hal sepele seperti ini
2. Saat belanja bersama kedua nenekku, saya digoda oleh penjualnya yang kalau dilihat-lihat masih muda. Pas dia tanya saya sudah nikah atau belum, langsung saja saya jawab sudah, biar bisa terhindar dari kekurangajarannya. Ya Allah, maafkan saya terpaksa berbohong, tapi manjur. Dia lumayan menjaga jarak setelahnya. Hihi
Tentang kejadian ini, kemarin saya ditelepon bapakku yang curhat waktu saya umroh, dia deg-deg an terus, memikirkan apakah anak gadisnya saat belanja digoda oleh penjualnya. Sayapun terpaksa mengatakan kalau kami belanjanya rombongan, agar beliau tidak terlalu khawatir. Saya tahu bapak, ketika beliau khawatir, akan berpengaruh ke fisiknya. Memang beberapa kali belanjanya rombongan, tapi pernah juga belanjanya sendiri atau hanya bertiga sama nenekku. Firasat beliau luar biasa kuat. Mungkin karena doa-doanya, Alhamdulillah saya terlindungi. 
3. Saat antri akan mengambil air zam-zam dari keran di luar Masjidil Haram, dalam keadaan berdesakan, Alhamdulillah ada ibu-ibu yang stay di depan keran buat membantu mengambilkan air. Alhamdulillah dipermudah.
4. Saat akan mengambil air zam-zam dari keran di dalam Masjidil Haram, tanpa sengaja sepatu yang kumasukkan ke dalam plastik masuk ke tempat sampah. Saya bingung karena tempat sampahnya hanya bolong di atas, sedangkan di bawah digembok. Alhamdulillah dapat orang Timur Tengah yang dengan senang hati membantu. Setelah dia berusaha maksimal, ternyata sepatunya masih belum bisa diambil. Akhirnya, saya minta tolong ke perempuan bercadar, semacam panitia masjid. Dengan Bahasa Inggris yang belepotan, saya mengutarakan maksud. Dia seketika bilang "Orang Indonesia yah? Saya juga" Hahhahah. Kenapa tidak bilang dari tadi mbaaakkk. Alhamdulillah melalui mbaknya, sepatu saya akhirnya bisa diambil. 
4. Pengalaman ini menimpa teman satu rombongan. Uang dan perhiasan yang ada di tasnya dirampok oleh perempuan Pakistan di teras Masjidil Haram. Alhamdulillah polisi di sana gercep, hanya dengan kode-kodean antar sesamanya, si rampok bisa diringkus dengan mudah. Adapula teman satu rombongan yang dicopet, baru sadar ketika akan membayar belanjaan. Sarannya, tas yang berisi uang saat digunakan baiknya ditaruh di baguan depan agar mudah dikontrol. Dan kalau tidak terlalu penting, uang dan perhiasan mungkin ditinggal di hotel saja, pada koper yang digembok.
5. Beberapa teman satu rombongan juga sakit ketika di sana. Yang paling banyak adalah yang demam dan flu. Kedua nenekku pun. Jadi, selalulah sediakan obat ketika akan ke sana, karena obat di sana mahaaalll. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...