Malam
itu, sekitar pukul 12 malam, rombongan dari UGM tiba di stasiun Jatinegara,
Jakarta Timur, setelah kurang lebih 8 jam yang lalu menempuh perjalanan darat
dengan kereta api Bengawan dari Yogyakarta. Masih ada waktu 5 jam yang harus
kami isi untuk menunggu KRL yang akan membawa kami ke UI, tempat
dilaksanakannya Silaturahmi Nasional (Silatnas) Himpunan Mahasiswa Muslim
Pascasarjana (HIMMPAS) Universitas dan Forum Silaturahmi (FORSI) HIMMPAS
Indonesia. Setelah melaksanakan shalat jamak Magrib-Isya dan makan, kami
memutuskan untuk istrahat. Tak terasa jam dinding stasiun menunjukkan angka 5,
yang berarti loket pembelian tiket KRL sudah dibuka, ketua rombongan kami pun
mengantri. Pukul 5 lewat, KRL yang akan kami tumpangi tiba, kami para perempuan
masuk ke gerbong khusus wanita.
Pukul
7 kurang, rombongan yang terdiri dari anak UGM, UNY, UNS, UNDIP dan UII tiba di
stasiun UI. Kami pun diarahkan oleh panitia untuk menaiki biskun (bis kuning)
yang akan mengantar ke asrama. Setelah mandi dan sarapan, kami menaiki biskun
lagi ke tempat diadakannya rangkaian acara Silatnas hari ke-I. Acara dibuka
oleh tilawah dan sambutan dari ketua panitia, ketua HIMMPAS UI dan Bagian
Kemahasiswaan UI. Dilanjutkan dengan presentasi Call For Paper dari 2 pemenang, satu dari Bidang Sains dan
Teknologi yang dimenangkan oleh Reza (UI) dan yang lainnya dari Bidang Sosial
dan Humaniora, Ridwan Arifin (UGM). Reza mempresentasikan mengenai energi
terbarukan yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia, yaitu energi dari
panas bumi (Geothermal), mulai dari
potensi Indonesia sendiri, proses hingga energi tersebut dapat digunakan,
kelebihannya, serta dampaknya terhadap keadaan ekonomi negara. Sedangkan Ridwan
menjelaskan dampak yang ditimbukan oleh ekonomi yang tidak merata dan penerapan
good governance sebagai solusinya.
Setelah
presentasi, kami pun mengikuti talkshow
sebagai rangkaian acara berikutnya. Diisi oleh 3 pembicara dengan latar
berbeda, yaitu dosen Akuntansi (mewakili Soshum), dosen Fisika (mewakili
Sainstek) dan dosen ilmu kesehatan. Ketiganya menyampaikan bagaimana kondisi
dan kesiapan bangsa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
dimulai Desember tahun ini, tantangan dan peluang yang kita miliki. Dari segi Ilmu
Kesehatan, narasumber mengatakan bahwa kemajuan ekonomi dipengaruhi oleh
kesehatan seorang anak sejak lahir hingga tumbuh dan berkembang. Mulai dari
berat badan saat lahir, asupan nutrisi, serta keadaan fisik dan psikisnya
sangat berpengaruh bagi kecerdasannya kelak. Dari bidang Fisika, produktivitas
dalam menulis jurnal bagi mahasiswa dan dosen sangat diperlukan. Indonesia
sendiri, yang memiliki akademisi sekitar 40ribu orang, setiap tahunnya hanya
mampu menerbitkan 6ribu jurnal. Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan
dengan negara tetangga, Malaysia. Kesenjangan ekonomi antara Indonesia dan
negara ASEAN lainnya salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya publikasi
penelitian yang dilakukan oleh kedua elemen tersebut. Dalam melakukan
penelitian pun, kita harus jeli melihat produk seperti apa yang dibutuhkan oleh
pasar, jangan sampai hanya membuang dana tanpa hasil yang berkelanjutan. Dari
ranah ekonomi, keahlian dalam bidang masing-masing sangat diharapkan. Jangan
sampai beberapa tahun ke depan, pekerja ahli dan posisi strategis diduduki oleh
orang asing, karena sangat kurangnya SDM dari negeri sendiri. Dan SDM kita
tersedot ke luar negeri untuk menjadi “asistennya asisten” rumah tangga.
Kegiatan
hari ke-I ditutup oleh launching buku
dari HIMMPAS UI dan tukar kado antar peserta. Rangkaian kegiatan dilanjutkan
kembali di hari ke-2 di ruang berbeda, agendanya adalah Musyawarah Nasional
(Munas) FORSI HIMMPAS, yang terdiri dari pembahasan tata tertib, laporan
pertanggungjawaban serta penetapan tempat Silatnas untuk tahun depan dan
pemilihan Puskornas FORSI HIMMPAS periode selanjutnya. Meski diwarnai oleh
keributan kecil akibat banyaknya perbedaan pendapat, kegiatan Munas berjalan
lancar. Acara ditutup oleh penyerahan award
kepada HIMMPAS yang dinilai produktif dalam program kerja dan karya. Dari UGM
sendiri mendapatkan 2 award.
Terakhir, selamat kepada Keluarga Islam Pascasarjana (KIPAS) UNDIP yang
berhasil menjadi ketua Puskornas dan Forum Mahasiswa Muslim Pascasarjana
(FOMMPAS) UNS sebagai tuan rumah Silatnas tahun depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar