Minggu, 24 April 2016

TRIP TO BALIKPAPAN

Alhamdulillah tadi pagi jam 8 waktu Jogja, saya sampai di bandara Adisucipto. Perjalanan pesawat dari Balikpapan memakan waktu sekitar 1,45 jam. Meski lelah sehabis perjalanan, saya sangat bahagia. Benar-benar perjalanan yang sangat mengasyikkan. Keliling ke rumah sodara di Balikpapan, memberikan kesan dan berbagai pelajaran berharga yang mungkin takkan kudapat jika tahun ini tidak lebaran Idul Adha di sana. Allah memang selalu punya momen, cara, orang dan tempat untuk mentarbiyah hamba-hamba-Nya. Iya, tahun ini saya putuskan untuk lebaran plus mengunjungi keluarga di sana. Lumayan liburnya ada 6 hari (meski Jumat ada kuliah pengganti sih, hehe jadinya bolos). Memang sengaja mudiknya bukan ke Bone, pertimbangan waktu dan suasana, pengen merasakan suasana lebaran di kota lain, dan pas sekali nenek di Balikpapan sudah sejak lama mengundang ke tempatnya.

Setiba di bandara sana, Selasa petang, om (suaminya tante) langsung menjemput. Meski awalnya cari-carian dulu, pada gak kenal muka soalnya. Malam itu nginap di tempat nenek, ibunya tante. Esoknya, sehabis sholat Asar sudah dijemput sama om lainnya buat buka puasa sekaligus nginap di tempatnya. Keren, buka puasanya pake udang gueedeee, kolestrol dilupakan dulu sementara, hehe. Alhamdulillah keluarga di sana pada baik-baik. Esoknya lebaran Idul Adha di tempat om. Setelah sholat ied dan makan-makan, tante yang kemarin silaturahmi ke tempat om. Saat rombongannya tante pulang, saya ikut. Kemudian, mampir di rumah tante lainnya lagi. Benar-benar menyambangi hampir semua keluarga di sana.

Hari Jumat sehabis sholat dzuhur, perjalanan dilanjutkan ke Tanjung, tempat sebelah, mesti menyeberangi laut menggunakan klotok atau spead race. Dan alangkah bahagianya, ternyata pengalaman tak kalah seru sudah menanti di sana. Rumah om terletak di pesisir pantai. Jadinya, pukul 6 pagi jalan-jalan ke pantai tersebut, serasa private island gitu, hehe. Yang ke sana cuma anak kecil yang angkut air. Sudah pada bosan kali yah liat pantai, hhmmm. Katanya, pas lebaran Idul Fitri pantai itu ramai pengunjung, hanya karena momennya Idul Adha, pengunjungnya tak terlalu ramai. Itupun datangnya pas hari H saja. Habis main, saya balik ke rumah dan ternyata sudah disediakan sarapan rawon sama tente. Alhamdulillah. Plus kelapa muda beberapa menit kemudian terhidang di depan televisi. Mantap benar.

Hari Sabtu itu, kami menyeberang kembali menuju kota Balikpapan. Pasalnya, hari Ahad pagi sudah harus balik Jogja. Subuh sebelum ke bandara, ada satu kalimat nenek yang masih terekam dan selalu terngiang, semoga bukan untuk membanggakan diri. Beliau bilang “Una kok sejak ada di sini gak pernah lepas jilbab, emang jilbab harus dipakai terus? Sampai-sampai sudah gak pernah liat kepalamu lagi”. Nek, nek rambut kali, bukan kepala, hehe. Saya cuma senyum sesimpul-simpulnya sambil mengatakan “Yah, bisa dibuka sih nek, kalau mau”. Ha, sungguh jawaban polos, speechless soalnya. Semoga bisa mengambil pelajaran dari berbagai rangkuman kejadian selama di Balikpapan, bagiku dan bagi keluargaku yang di sana. Akhirnya, pukul 6 pagi, saya tiba di bandara, diantar om yang jemput hari Selasa kemarin.

Di tengah-tengah ngantri buat check-in, tiba-tiba datang seorang ibu yang mengajak ngobrol. Saya juga tidak mengerti, mengapa yang dipilih saya, dan saya yakin ini rencana indah Allah selanjutnya. Ibu itu “menitipkan” mamanya yang sudah berumur hampir 80 tahun, mau ke Jogja juga tapi sendirian. Khawatirnya gimana-gimana di pesawat selama perjalanan. Akhirnya, saya menyanggupi. Simbah itu ternyata ke samarinda nengok anaknya yang sakit, domisili beliau memang di Jogja. Sudah ada ibu-ibu lain yang dititipi simbah, hanya ibunya mau ke Magelang, sedangkan simbah ke arah Jalan Kaliurang, Alhamdulillah searah denganku. Simbah malah menawarkan pulang bareng, soalnya beliau nanti dijemput mobil sama anaknya di bandara. Sesampai di bandara, ternyata penjemputnya mbah malah sudah menunggu, saya pun Alhamdulillah diajak ikut. Pertolongan Allah sungguh dekat. Simbah malah berkata’ “Nanti kalau liburan, jalan-jalan ke rumah mbah yah, nambah-nambah sodara”. Iya mbah, iya insya Allah. Alhamdulillah dipertemukan lagi dengan keluarga yang baik. Dan berbagai rentetan kejadian yang kualami, dari semenjak menuju Balikpapan hingga tiba di Jogja kembali, adalah pelajaran berharga yang patut kusyukuri, hal yang tak mungkin kucapai dan kujalani jika Allah tak berkehendak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...