Senin, 31 Agustus 2015

BAGAIMANA DENGAN MEREKA?

Alhamdulillah bisa duduk manis sambil menulis di laptop ini. Seharian, setumpuk kegiatan menemani, dari pagi hingga bakda Magrib. Meski lelah menyapa, rasa syukur tak henti terucap pada Allah. Harapan terbesar adalah semoga kesibukan hari ini berbuah manfaat, berkah dan keridhoan-Nya, Aamiin. Betapa banyak hal yang perlu disyukuri, direnungkan dan dipikirkan. Bakda Ashar tadi, kami serombongan kecil HIMMPAS ke rumah sakit, menjenguk salah seorang pengurus. Beliau tipes dan harus diopname. Syukurlah, keadaannya sudah membaik, dia sudah bisa tertawa bersama kami. Betapa terasa nikmatnya sehat ketika ujian sakit melanda. Dan tak henti syukur terucap untuk kesehatan yang masih diberikan-Nya serta untaian doa yang terus mengalir, semoga saudara kami diberi kesembuhan, dosanya digugurkan dan diberi keikhlasan.

Jadwal padat kami hari ini dimulai dengan menuntut ilmu, liqo. Dilanjutkan dengan tasqif, salah satu rangkaian tarbawi juga. Sangat terasa betapa beruntungnya kami yang hanya duduk manis mendengarkan materi, tilawah dengan tenang, tanpa diselimuti rasa waswas jika ada bunyi peluru dan dentum granat. Bagaimana dengan keadaan saudara-saudara kami di negara Islam yang lain? Yang sedang menghadapi maut, hasil kebengisan manusia dzalim. Bagaimana cara mereka tetap menjaga hapalannya ketika suara teriakan berpadu bunyi peluru nyaris memekakkan telinga? Kekuatan seperti apa yang dipunyai mereka sehingga Al-Quran yang mulia benar-benar menjadi senjata utama, tak pernah takut mati bahkan mencari sendiri syahidnya?

Menilik ke zaman terbaik, ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin pasukan di siang hari menghadapi kaum kuffar dan malamnya memimpin jamaah sholat. Sebesar apa cinta mereka pada-Nya hingga tak pernah ada kata lelah dan menyerah berjuang membela agama-Nya? Seikhlas apa hati mereka saat menembus payung pedang-pedang tanpa ada imbalan duniawi yang menanti? Bahkan mungkin mati yang akan terjadi. Ternyata, imbalan yang mereka tunggu hanya satu, imbalan surga dan ridho-Nya, imbalan terbaik dari segala yang ada di dunia. Dan sayangnya, keyakinan itu hanya dimiliki oleh mereka yang beriman dan memiliki tawakal luar biasa. Ya Allah, betapa malu kami menghela napas keluh ketika mengingat pengorbanan mereka di jalan-Mu. Betapa tak pantas kata lelah kami ucap, sementara Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata bahwa tak ada kata istrirahat berjuang, sebelum kaki ini menapak di surga-Mu kelak. Berikan ridho dan surga-Mu untuk mereka ya Allah, shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Betapa sedikit yang telah disyukuri, betapa banyak yang mesti direnungi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 18 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Masya Allah, Tabarakallah akhirnya sampai di usia anakku yang ke-18 bulan dan bisa menulis kembali jurnalnya di sin...