Hai teman, lagi apa
kalian? Kalo aku sedang menulis, ingin menumpahkan sedikit kerisauanku malam
ini. Oh iya, tak apa yah jika malam ini aku ingin mengganggu sedikit? Bertanya
tentang hal yang tak kutahu jawabannya? Pertanyaan pertama, kalian tahu atah kenal
Fisika? Iya, itu dia. Salah satu mata pelajaran wajib dari SMP sampai kuliah
(untuk eksak) yang jadi syarat kelulusan. Saya yakin kalian pasti kenal, eh
tidak, mungkin tahu lebih tepatnya. Dan mungkin juga ada di antara kalian yang
pura-pura tidak kenal dia, berpaling, berlari, meringis, bergidik ngeri, terjatuh
dan tak bisa bangkit lagi saat mendengar namanya. Iya, aku maklum. Sebagian
besar dari kita, memang tak menyukainya. Bahkan sering mengeluh karenanya.
Barisan angka tidak jelas, rumus yang mengalami penurunan berulangkali, benda
yang ditinjau yang itu-itu saja, membosankan. Mana gurunya bikin ngantuk,
nyaris ngomong sendiri saat mengajar, tatapannya yang tajam saat memberi tugas
mengerjakan soal di papan tulis, dan berubah jadi monster saat memberi tambahan
PR. Uhhh, dunia serasa tak berwarna karenanya.
Tapi, ada satu hal yang
mungkin tidak kalian tahu, atau tak mau tahu. Tapi mumpung malam ini kalian mau
mendengarkanku, baiklah akan kutuntaskan cerita ini. Yang kumaksud adalah
kalian tak tahu kan kenapa masih ada orang sepertiku misalnya yang masih
tertarik mendalami ilmu ini? Ilmu yang saking umumnya, sering menimbulkan
pertanyaan orang “Mau jadi apa nanti kalo lulus?”. Tentu saja kami punya
alasan. Bukan karena kami sudah menguasai semua rentetan rumus yang sekilas tak
berarti itu hingga mau menyaingi Newton, Einstein hingga Scrodinger, bukan pula
karena kami tidak punya pilihan jurusan lain, pun bukan kurang kerjaan
sampai-sampai mau mengerjakan hal yang menurut kalian sia-sia. Kami sama dengan
kalian, kami juga awalnya tak menyukainya. Tapi berbekal pengetahuan yang
didapat dari berbagai literatur dan pengalaman, kami memutuskan menjalani ini.
Karena kami sadar, berbagai bidang ilmu yang kalian tekuni sekarang sangat
berhubungan dengan Fisika. Rumus, persamaan, bidang kajian dan objek yang
itu-itu saja tak kalian sadari telah melahirkan banyak kontribusi di berbagai
lini kehidupan. Kemajuan teknologi yang kalian rasakan, adalah buah yang
ditanam para pendahulu kami. Tapi kalian hanya ingin tahu buahnya kan. Tanpa
ingin mengetahui akarnya serabut atau tunggang. Kalian tahu udara? Yah, kami
layaknya dia. Tak terlihat dan kadang tak dianggap, tapi ada di sekitar kita,
dirasakan dan tak ada kehidupan tanpanya. Kontribusi nyata kami? Kontribusi
nyatanya udara apa? Yah, itu jawabannya. Bukannya kami ingin sombong dan merasa
hebat, kami hanya ingin belajar banyak. Mempelajari hakikat alam dan mendekatkan
kami kepada pencipta kita, melalui ilmu kami. Bukankah itu tujuan kita
diciptakan di bumi ini?
Kami tidak peduli
apapun penilaian kalian tentang kami. Kami hanya minta, biarkan kami tenang
mendalami apa yang sudah dirintis pendahulu kami, tanpa ada pandangan dan
pertanyaan sinis lagi untuk kami. Lebih bijaknya lagi jika kita bisa
bekerjasama menggabungkan ilmu kita, karena segala sesuatu dibangun oleh banyak
unsur untuk sama-sama menjadi makhluk yang memberi manfaat bagi diri dan
sesama, menjadi sebaik-baiknya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar