Senin, 08 September 2014

ILMU GOMBAL, EMANG ADA?

Pasti banyak yang bengkok pikirannya nih saat membaca judul postingan yang satu ini. Tapi, ini bukan kesalahan sama sekali, bukan akibat dari typo atau kesalahan pada mata anda. Ini karena judulnya memang seperti itu, dan maksudnya? Yah lanjut aja cin baca yah.

Gombal. Sebuah kata yang sudah tidak asing di telinga kita, apalagi anak muda kayak anda-anda ini. Sebuah kata yang menginterpretasikan kualitas seseorang. Emang iya? Menurutku iya, makanya judul postingan ini ilmu gombal. Bukan berarti mesti belajar gombal atau semua kalimat manis tak terbukti, tapi ini lebih kepada kemampuan kita menempatkan kata ini di waktu dan tempat yang tepat. Kepada siapa? Untuk siapa? Kapan? Dan seabrek pertanyaan lainnya yang bisa membuat satu kata ini memiliki banyak arti.

Pertanyaan selanjutnya dari mana saya mendapatkan inspirasi untuk membahas kata yang agak dihindari anak muda yang pernah mengalami patah hati ini? Ceritanya tadi pagi, saat asik-asiknya nonton TV, si Nana teman kost ku yang dulu nelepon dan curhat tentang kehidupannya di Pare Kediri. Setelah membahas sana-sini masalah Bahasa Inggris dan kursusnya di sana, pembicaraan pun beralih ke masalah anak muda yang takkan habis dibahas di satu masa. CINTA. Sekedar info nih, Nana adalah salah seorang pasien cinta yang kutangani saat patah hati dan berhasil (semoga) membuatnya menafikan kata “pacaran” di hidupnya. Pasien yang sama-sama saling menguatkan dengan dokternya, karena di saat yang hampir bersamaan, kami mengalami hal yang sama.

Dia cerita tentang seorang lelaki yang kini mendekatinya dan mengatakan bahwa tidak ada sedikitpun getaran yang timbul dari seringnya pembicaraan mereka di telepon. Sebenarnya kasusku saat ini lumayan sama dengannya, tapi aku tak curhat dahulu kepadanya. Selama masih bisa kuatasi, insya Allah akan kuatasi sendiri. Back to main topic. Aku pun geli dibuatnya karena dia cerita seolah-olah si lelaki ini amat sangat “bodoh” dalam mendekati wanita. Di sisi lain, aku lega, ternyata apa yang sama-sama kami tanamkan ketika masih di Makassar tumbuh sempurna, prinsip untuk tidak pacaran, insya Allah akan terus terjaga sampai Allah menunjukkan takdirnya akan siapa sosok lelaki yang akan menjadi pendamping kami masing-masing. Kata si Nana, lelaki itu tak punya ilmu “gombal”. Ilmu yang mesti dimiliki oleh lelaki manapun untuk menaklukkan hati wanita. Sederhananya aku menyebutnya “sense of gombal” haha.

Maksud kami berdua tentang “sense of gombal” bukan berarti saat mendekati seorang wanita, seorang lelaki harus menggombal, mengeluarkan semua kemampuannya dalam merangkai kata hingga menjadi puisi agar si wanita terkesan. Bukan sama sekali. Maksud kami adalah kemampuan seorang lelaki untuk menggunakan kemampuannya mendekati seorang wanita dengan cara yang wanita suka. Dan itu butuh ilmu, bukan dengan terus memberi perhatian berlebihan, komunikasi yang intens dan sebagainya. Bukan masalah kuantitas, tapi kualitas. Seorang lelaki harus tahu kapan mesti memberi perhatian dan kapan mesti menggunakan senjata “cool” nya. Sayangnya, tidak semua mengetahui dan tidak mau tahu ilmu tersebut. Karena itu, banyak wanita yang menyukai lelaki yang sama. Banyak wanita yang susah meninggalkan seorang lelaki. Saat ditanya orang lain, mengapa saya susah move on? Karena hanya si “mantan” itu yang memiliki ilmu tersebut, kalaupun ada orang lain yang memilikinya, mungkin bukan orang-orang yang selama ini mendekati kita setelah putus, entahlah. Apalagi jika seorang lelaki memaksakan kehendaknya padahal dia sudah tahu apa yang diinginkan wanita ini, makin minuslah dia. Maka, sebelum mendekati seorang wanita, pelajari caranya. Mendekati bukan berarti memaksanya langsung menyukai kita juga kan. Mendekati bukan berarti membuat kita harus menghilangkan respect kita kan. Kuncinya satu, buat dia penasaran. Caranya? Belajar dong. Katanya calon pemimpin rumah tangga. Ada yang belum ngerti? Yah, masalah masing-masing sih soalnya hal ini sebenarnya memang susah dijelaskan, apalagi bagi orang yang dari awal tidak sepaham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 11 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Sabtu, 31 Agustus 24: Sekitar pukul setengah 9 malam, Cawa tidur setelah meminum susu dari botol susunya. Tapi, sek...