Alhamdulillah sudah
nyampe kos. Weekend kali ini diisi
dengan acara yang sangat bermanfaat, digagas oleh teman-teman kelompok riset
S1, S2 dan S3 plus bapak-bapak pembimbing yang tergabung dalam grup riset
nanomaterial. Acaranya bertajuk school of
nanotech, diadakan di salah satu hutan lindung milik UGM yang dikelola
langsung oleh Fakultas Kehutanan UGM. Tapi, nginapnya bukan di alam terbuka
loh, ada penginapannya. Acaranya? Yah namanya grup riset yah, pasti tidak
jauh-jauh dari yang namanya serah-terima materi yang berhubungan dengan
kegiatan kami di laboratorium hingga menghasilkan sebuah karya yang bernama
jurnal. Jika biasanya kami mengadakan kegiatan belajarnya di lab atau di kelas,
kali ini kami back to nature, di
hutan booo dengan metode berbeda pula,
dari penyampaian materi di aula hingga games
yang sarat makna (ciaa ilaahh). Jadinya sekalian refreshing dan mengenalkan sisi lain UGM.
Sebenarnya, rundown acara sudah disusun sedemikian
rupa, tetapi ada beberapa dosen pemateri yang berhalangan hadir, terjadilah
perombakan. Outbound (lebih ke games sih menurutku) yang awalnya
dijadwalkan hari ke-2, dimajukan ke hari 1. Akhirnya di hari ke-2, karena tak
tahu mau diisi acara apalagi, jadilah acara dadakan ke air terjun yang ditempuh
kurang lebih 1 km (ini baru outbound).
Jalanan yang menanjak dan menurun serta jalan menuju air terjun yang lumayan
terjal (menurutku) merupakan tantangan dan keseruan tersendiri yang tidak
pernah kami bayangkan. Oh iya, sebelum ke air terjun, kami mampir sebentar di
museum Cendana Wanagama. Museumnya kecil tapi bersih dan terawat. Dari sana
kami mendapat informasi bahwa hutan tersebut awalnya tanah tandus mirip gurun,
tetapi dengan usaha yang tak kenal menyerah, tanah tandus itu disulap menjadi
hutan seperti sekarang ini.
Banyak pelajaran dan
makna tersirat maupun tersurat yang saya pribadi dapatkan dari kegiatan ini,
terutama motivasi. Sharing session
dari mbak Devi (publikasi jurnal Internasional dan seminar Internasional di
Praha, Ceko) dan Julia (penelitian skripsi di universitas Jepang saat S1 dan exchange student ke tempat yang sama
saat S2) membuka mata saya bahwa kerja keras tanpa menyerah, siap menghadapi
tantangan, dan motivasi adalah modal yang wajib kita miliki jika ingin
berhasil, selain memanjatkan doa kepada Allah SWT. Apalagi, tantangan ke depan
semakin beragam, reputasi kita bahkan dipertaruhkan dari berapa jurnal yang
disitasi oleh orang lain, dan hal itu merupakan pertimbangan terpenting saat
berkarir di manapun kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar