Disadari ataupun tidak,
ketika kita memutuskan untuk menutup aurat, banyak hal yang mesti kita
pertimbangkan. Selain pengetahuan di bidang keagamaan, dimensi kehidupan yang
lain pun melahirkan tanggung jawabnya masing-masing. Muslimah adalah agen
Islam, dengannya ajaran yang murni dan suci ini bisa diinterpretasikan oleh
orang lain sesuai tindak-tanduknya. Meski kita sama-sama tahu bahwa tidak boleh
menghubungkan antara jilbab dengan kedalaman pengetahuan agama, orang di luar
sana tidak mau tahu tentang itu. Maka, lahirlah kalimat “Ih, pakai jilbab kok mulutnya sadis banget” atau “Katanya tahu
agama, tapi joroknya minta ampun”.
Kita pasti tidak
menginginkan kalimat di atas dialamatkan ke kita. Selain membawa nama baik diri
dan keluarga, nama Islam yang seyogyanya sempurna dari sisi manapun ikut
ternodai. Lalu, kita harus bagaimana? Apa serta-merta kita harus mengubah 360
derajat kebiasaan-kebiasaan kita sebelum menggunakan jilbab? Atau gak usah pakai jilbab saja? Toh hidup kita dulu baik-baik saja
sebelum ini. Jangan saudaraku, jangan pernah menyerah. Menggunakan jilbab atau
menutup aurat adalah kewajiban kita sebagai muslimah, tidak dapat ditawar oleh
berbagai alasan dunia. Mestinya kita bersyukur, karena dengan begitu Allah
memberikan kepercayaan lebih kepada kita untuk menyiarkan agama-Nya melalui
jilbab yang kita kenakan. Menggunakan jilbab adalah langkah awal unjuk takwa
kita kepada-Nya, yang dengannya akan melahirkan ketakwaan lain yang lebih
besar. Jikalau kita sadar makna penting dan besarnya, maka setelah aurat
sempurna tertutup, kita tidak akan menyerah sampai di situ. Kita akan berusaha
belajar dan senantiasa berdoa agar diberi kemudahan memahami berbagai ilmu dan
pengetahuan agama yang berguna untuk dunia dan akhirat kita, termasuk masalah
penampilan. Karena muslimah yang akan menjadi teladan adalah yang cerdas dalam
menjaga ruhiyah dan jasmaniyahnya, 2 dimensi kehidupan yang tidak bisa
dipisahkan.
Dalam bukunya Salon
Kepribadian, Asma Nadia mengungkap dengan jeli apa-apa saja yang harus
dilakukan oleh muslimah mengenai perawatan diri dan tata krama sebagai seorang
muslimah. Misalnya, agar rambut tak bau, rutinlah mencuci rambut dan gunakan
jilbab ketika rambut tak basah. Contoh lain, lihat situasi dalam beribadah,
jangan membaca Al-Quran keras-keras saat ada orang yang shalat di dekat kita,
jangan biasakan menaruh kaos kaki di sembarang tempat dan hal lain yang dapat
mengganggu kekhusyukan beribadah saudara kita. Maka benarlah, menutup aurat
menunjukkan ketundukan kita kepada-Nya dan kesederhanaan di mata makhluk-Nya,
tapi akibat yang ditimbulkan sungguh tak sederhana, karena ada berbagai dimensi
kehidupan yang juga harus diubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar