Alhamdulillah bisa
duduk manis sambil menulis di laptop ini. Seharian, setumpuk kegiatan menemani,
dari pagi hingga bakda Magrib. Meski lelah menyapa, rasa syukur tak henti
terucap pada Allah. Harapan terbesar adalah semoga kesibukan hari ini berbuah
manfaat, berkah dan keridhoan-Nya, Aamiin. Betapa banyak hal yang perlu
disyukuri, direnungkan dan dipikirkan. Bakda Ashar tadi, kami serombongan kecil
HIMMPAS ke rumah sakit, menjenguk salah seorang pengurus. Beliau tipes dan harus
diopname. Syukurlah, keadaannya sudah membaik, dia sudah bisa tertawa bersama
kami. Betapa terasa nikmatnya sehat ketika ujian sakit melanda. Dan tak henti
syukur terucap untuk kesehatan yang masih diberikan-Nya serta untaian doa yang
terus mengalir, semoga saudara kami diberi kesembuhan, dosanya digugurkan dan
diberi keikhlasan.
Jadwal padat kami hari
ini dimulai dengan menuntut ilmu, liqo. Dilanjutkan dengan tasqif, salah satu
rangkaian tarbawi juga. Sangat terasa betapa beruntungnya kami yang hanya duduk
manis mendengarkan materi, tilawah dengan tenang, tanpa diselimuti rasa waswas
jika ada bunyi peluru dan dentum granat. Bagaimana dengan keadaan
saudara-saudara kami di negara Islam yang lain? Yang sedang menghadapi maut,
hasil kebengisan manusia dzalim. Bagaimana cara mereka tetap menjaga hapalannya
ketika suara teriakan berpadu bunyi peluru nyaris memekakkan telinga? Kekuatan
seperti apa yang dipunyai mereka sehingga Al-Quran yang mulia benar-benar
menjadi senjata utama, tak pernah takut mati bahkan mencari sendiri syahidnya?
Menilik ke zaman
terbaik, ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin pasukan di
siang hari menghadapi kaum kuffar dan malamnya memimpin jamaah sholat. Sebesar
apa cinta mereka pada-Nya hingga tak pernah ada kata lelah dan menyerah
berjuang membela agama-Nya? Seikhlas apa hati mereka saat menembus payung
pedang-pedang tanpa ada imbalan duniawi yang menanti? Bahkan mungkin mati yang
akan terjadi. Ternyata, imbalan yang mereka tunggu hanya satu, imbalan surga
dan ridho-Nya, imbalan terbaik dari segala yang ada di dunia. Dan sayangnya,
keyakinan itu hanya dimiliki oleh mereka yang beriman dan memiliki tawakal luar
biasa. Ya Allah, betapa malu kami menghela napas keluh ketika mengingat
pengorbanan mereka di jalan-Mu. Betapa tak pantas kata lelah kami ucap,
sementara Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata bahwa tak ada
kata istrirahat berjuang, sebelum kaki ini menapak di surga-Mu kelak. Berikan
ridho dan surga-Mu untuk mereka ya Allah, shalawat dan salam senantiasa
tercurah untuk Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya
hingga akhir zaman kelak. Betapa sedikit yang telah disyukuri, betapa banyak
yang mesti direnungi.