Senin, 10 Februari 2014

SEDIKIT TENTANG GALAU

Galau, Galau, Galau. . .
Jangan ganggu ya, lagi galau nih.
Aku galau mamah, papah, tolong aku.
Kalo esok lusa aku gak ada lagi di dunia ini, tolong sampaikan ke orang yang bikin aku bunuh diri gara-gara galau, aku sayang dia, aku lakukan ini karena aku ingin liat dia bahagia, jangan khawatir, aku masih bisa datang di mimpinya (yang ini kayaknya kelewat galau atau gila).
Yapp, guys banyak sekali ekspresi galau yang belakangan rajin mampir di telinga kita. Mulai dari yang masih bisa dimaafkan hingga yang sudah melewati ambang batas pendengaran manusia (ultrasonic kaliii). Tapi apapun itu, kalo yang namanya galau mulai mendekat dan menggerogoti hidup kita, mestinya kita bangga. Kenapa?? Mulai dari penulis macam bang Raditya Dika sampe motivator terkenal kayak Mario Teguh, menghalalkan yang namanya galau. Katanya, galau justru menandakan kita akan naik tingkat 1 semester, eh maksudnya 1 step menuju kedewasaan, yah begitulah kira-kira maksudnya. Belum ngerti? Okelah, kita gunakan dulu sejenak otak kiri untuk berpikir. Bayangkan ketika kita masih bayi, belum bisa ngomong, cuma bisa menangis untuk mengungkapkan isi hati dan apa yang akan terjadi. Misalnya nih, bayi yang baru tumbuh gigi, dia menangis, dari merangkak ke berjalan dia juga nangis, sampe akhirnya dikasi anugerah sama Allah buat ngomong, nah begitu terus sampe gede. Begitupula kaum remaja (ababil.red). Sikap dan sifat dominan saat mengalami masa ini memang indah, hampir gak ada aturan. Bahkan dulu saya pernah berpikir untuk gak dewasa-dewasa saking asyiknya masa-masa remaja. Makanya, saking adilnya Allah, beliau mau mengatakan sama saya pribadi, kalo waktu itu terus berjalan, sama kayak peredaran bumi. Bumi aja berotasi ditambah lagi berevolusi, dan apapun keadaan kita, bumi tidak akan pernah menyalahi kodratnya. Kalo kita gak gerak (inersia=lembam=malas), maka Good Bye. So, gak mungkin kita stuck di masa remaja itu soalnya banyak kejadian, peristiwa berbeda yang kita hadapi setiap hari, gak mungkin kan menghadapi masalah berbeda dengan cara yang sama (ngutip, hehehe). Nah, pengalihan masa remaja ke masa dewasa adalah masa peralihan yang lebih trend dengan masa galau. Wah kayaknya rata-rata orang mengalami masa ini sekarang soalnya status di FB, twitter, maupun kehidupan nyata nih dihiasi sama kata “galau” (atau mungkin digalau-galaukan, sekedar ikut trend, hehehe). Memang masa ini sulit banget, namanya juga peralihan, ibarat bayi dari merangkak ke berjalan, tertatih. Tapi di sisi lain, justru banyak pelajaran berharga yang didapat dari masa ini, kalo kita memang niat belajar, atau masa ini akan berlalu tanpa sedikitpun hikmah yang kita dapat, sayang banget kan. Karena kalo gak bisa ambil pelajaran, kelihatannya saja kita sudah lulus dari kegalauan, padahal kalo masalah yang sama kita hadapi untuk kedua kalinya, kembali lagi deh galau (bagaimana kalo masalah berbeda yaa,,). Dan kata pepatah ni yaa, keledai saja gak akan jatuh ke lubang yang sama. Ini keledai loo, hewan paling (maaf) bodoh. Kalopun dia jatuh, jatuhnya ke lubang lain. Wah parah dong kalo yang melakukannya manusia. Makanya guys, jangan sia-siakan masa galau ini, sedih bisa, nangis boleh, tapi jangan berkepanjangan. Jatuh, bangkit, dan ambil pelajaran.
Etss, bukannya saya cuma pintar ngomong lho, tapi masa-masa itu sudah saya lewati, dan semoga masa yang sudah saya lewati itu juga dapat memberi pelajaran buat saya dan sekitar saya. Apapun itu, mari sama-sama belajar. Karena hidup kadang gak ketebak. Tidak menutup kemungkinan galau itu datang lagi, tapi semoga untuk masalah berbeda. Terus belajar, perbaiki diri, baik dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Dan betapa beruntungnya kita jika belajar dari pengalaman orang lain, tanpa harus mengalaminya terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL 18 BULAN CAWA

Bismillahirrahmanirrahim Masya Allah, Tabarakallah akhirnya sampai di usia anakku yang ke-18 bulan dan bisa menulis kembali jurnalnya di sin...