Seringkali
kudengar keluhan tentangmu
Tak jarang kau
diabaikan
Banyak yang
menganggapmu tak berarti
Hanya kumpulan
kata tanpa makna
Tapi, di sisi lain ada
yang begitu mencintaimu
Di tempat berbeda,
mereka sangat menghargai keberadaanmu
Seluruh
hidup bahkan didedikasikan demi namamu
Untuk
kebesaran dan kejayaanmu
Dua keadaan yang
menggelitik rasa ingin tahuku
Ya, aku putuskan
mengenalmu
Kutitipkan masa
depanku di tanganmu
Tak ada bakat,
tak ada keahlian
Denganmu, ku menjadi
pribadi baru
Bersamamu, ku coba
menemukan hakikatku
Meski otakku tak
sekritis Newton
Diri ini pun tak
sespektakuler Planck
Ketika kecepatan
cahaya takkan berubah
Ketika seluruh
dunia bergerak patuh pada hukummu
Ketika itu pula
kuakui,
Kemampuanku
hanya serelatif hukum Einstein
Aku bukan inti atom
Yang dengannya
kehancuran bumi dipertaruhkan
Aku hanya elektron, setia
mengelilingi inti
Berharap tak terpental
oleh serangan foton
Keinginanku
sederhana
Aku hanya ingin
mengenalmu
Mengenalkanmu
pada mereka, sambil mengatakan
“Maka nikmat
Tuhan-Mu yang manakah yang kau dustakan?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar